Komitmen Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk membersihkan kementeriannya dari praktik korupsi patut diapresiasi.
Dalam pernyataannya di media sosial pada hari peringatan Hakordia (Hari Anti Korupsi Sedunia), Erick menegaskan bahwa kementeriannya akan terus berupaya memberantas korupsi di lingkungan BUMN.
Pernyataan ini bukan hanya sekadar retorika, tetapi juga sebuah komitmen yang harus dipertanggungjawabkan mengingat sejumlah kasus korupsi besar yang melibatkan BUMN dalam beberapa tahun terakhir.
Kasus-kasus besar seperti Jiwasraya, Asabri, dan Garuda merupakan bukti nyata betapa korupsi bisa menggerogoti institusi negara, merugikan negara, dan mencoreng citra BUMN yang seharusnya menjadi aset negara yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jiwasraya, misalnya, telah menimbulkan kerugian mencapai triliunan rupiah. Begitu juga dengan Asabri dan Garuda yang menjadi sorotan publik karena terlibat dalam praktik-praktik korupsi yang merugikan keuangan negara. Melihat betapa besar dampak dari kasus-kasus ini, Erick Thohir tentu saja tidak bisa sekadar berwacana dalam memberantasnya.
Penggunaan Badan Pengendalian Pembangunan & Investigasi Khusus (BPPIK) untuk mendukung upaya pemberantasan korupsi di tubuh BUMN adalah langkah positif yang patut didukung.
BPPIK diharapkan dapat menjadi alat yang efektif dalam mengawasi jalannya program-program di BUMN agar tidak ada ruang bagi praktik korupsi. Namun, tantangan terbesar bukanlah hanya membentuk lembaga atau unit pengawasan baru, tetapi juga memastikan bahwa pengawasan tersebut berjalan dengan transparan dan tidak terjebak dalam proses birokrasi yang berbelit-belit.
Kolaborasi antara BUMN dan BPPIK ini juga mencerminkan upaya untuk menciptakan sistem yang lebih bersih. Namun, dalam jangka panjang, efektivitas pemberantasan korupsi akan sangat bergantung pada implementasi kebijakan yang tegas serta penegakan hukum yang tidak pandang bulu. Integritas pengawas internal dan eksternal akan diuji saat mereka berhadapan dengan tekanan politik dan bisnis yang kadang kala mengarah pada korupsi.
Pernyataan Erick Thohir yang mencantumkan dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dalam upaya pemberantasan korupsi juga memberikan sinyal penting. Kolaborasi antarlembaga pemerintah, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif, sangat diperlukan dalam menciptakan iklim yang bersih dari korupsi. Ini penting agar kebijakan yang diambil tidak hanya berhenti pada level retorika, tetapi juga menjadi kebijakan nyata yang bisa diterapkan di lapangan.
Namun, masih ada kekhawatiran mengenai seberapa kuat komitmen ini dapat bertahan. Terlepas dari niat baik yang dilontarkan, pengawasan dan pemberantasan korupsi di BUMN selalu memiliki tantangan besar. Dalam beberapa kasus, korupsi di sektor ini melibatkan orang-orang berkuasa yang memiliki koneksi politik atau bisnis yang kuat. Oleh karena itu, komitmen politik yang lebih kokoh sangat diperlukan agar pengawasan berjalan efektif tanpa ada gangguan atau upaya penghambatan.
Selain itu, tantangan juga terletak pada kemampuan BUMN dalam melakukan reformasi internal yang komprehensif. Untuk dapat mewujudkan tata kelola yang lebih transparan dan akuntabel, BUMN perlu melibatkan seluruh stakeholder terkait, mulai dari manajemen puncak hingga staf operasional di lapangan.
Hal ini untuk memastikan bahwa sistem yang ada benar-benar mencerminkan prinsip good governance, yang tidak hanya bertujuan untuk menanggulangi korupsi, tetapi juga untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas operasional.
Kita pun tak bisa memungkiri bahwa pemberantasan korupsi di BUMN bukanlah pekerjaan yang bisa selesai dalam waktu singkat. Ini adalah perjuangan jangka panjang yang memerlukan konsistensi, integritas, dan transparansi. Langkah-langkah yang telah diambil Erick Thohir dan pemerintah saat ini memberikan harapan, tetapi mereka juga harus diikuti dengan tindakan nyata dan evaluasi berkala.
Jika upaya ini berhasil, maka BUMN akan semakin dipercaya oleh publik dan dapat berperan lebih besar dalam perekonomian nasional, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.