Advokat yang tergabung dalam organisasi Lingkar Nusantara (Lisan) di Banten telah mengomentari debat calon presiden pada 7 Januari 2024. Mereka berpendapat bahwa pertanyaan yang diajukan oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kepada Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, lebih banyak menyimpang dari substansi tema debat.
Debat ketiga pada Minggu malam lalu membahas tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
“Menurut saya, mungkin lebih banyak kesalahan dari Anies Baswedan. Saya tidak mengerti mengapa tim perumus materi debat Anies Baswedan lebih cenderung mengkritik Prabowo daripada memprioritaskan visi misi (perubahan),” ungkap Ketua Korwil Lisan Banten, Alexander Waas, pada Kamis (11/1/2024).
Lisan Banten mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengevaluasi format debat, termasuk memberikan kewenangan kepada moderator untuk menegur pasangan calon yang menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai dengan tema perdebatan.
“Sebagai contoh, ketika Anies Baswedan menyentuh isu tanah milik Prabowo dalam pernyataan pembukaan, itu sudah dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas, tidak etis, dan tidak relevan dengan materi debat calon presiden,” jelas Alexander.
Alexander juga menyatakan bahwa dalam debat tersebut, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak memberikan visi misi yang jelas mengenai program dalam sektor pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Mereka lebih fokus pada menyerang Prabowo daripada membahas substansi tema debat.
Pada pertanyaan Ganjar Pranowo mengenai data pertahanan negara, Alexander menyatakan bahwa jawaban Prabowo dianggap tepat. Dia menyoroti bahwa beberapa informasi bersifat rahasia dan hanya dapat dibicarakan terbatas dengan pihak yang memiliki kapabilitas, serta menekankan risiko keamanan jika semua data diungkapkan dalam forum debat capres.
Lebih lanjut, Alexander melihat serangan personal yang dilakukan oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kepada Prabowo sebagai upaya untuk mengatasi penurunan popularitas mereka dalam survei. Dia menyatakan bahwa hal tersebut menunjukkan bahwa pasangan calon nomor 1 dan nomor 3 lebih memprioritaskan kepentingan pribadi dan kelompok mereka daripada kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia dalam jangka panjang.