Monitorday.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah klaim bahwa proyek hilirisasi industri pertambangan didominasi oleh tenaga kerja asing (TKA).
“Jumlahnya itu berkisar antara 10-15 persen saja,” ungkap Luhut melalui video di akun Instagram pribadinya, dilihat Kamis (25/1).
Luhut menjelaskan bahwa kehadiran TKA pada proyek tersebut diperlukan pada awal pengoperasian teknologi industri hilirisasi, karena pada saat itu sumber daya manusia (SDM) lokal belum memiliki kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
“Saat itu, kita memang tidak punya kualitas manusia untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Sekarang secara bertahap itu berkurang karena sudah banyak yang kita latih dan training. Itu suatu proses yang harus dilalui,” tegas Luhut.
Menurutnya, porsi TKA akan berkurang seiring dengan peningkatan kualifikasi SDM lokal yang banyak dilatih untuk memenuhi kebutuhan industri hilirisasi.
Luhut juga menyebut adanya Politeknik Industri Logam di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang bertujuan memenuhi tenaga kerja industri yang kompeten.
Bahkan, beberapa mahasiswa dari politeknik tersebut dikirim ke China untuk belajar teknologi lebih advanced dan kini terlibat dalam proyek pembangunan smelter di Sulawesi.
“Sekarang sudah ada politeknik yang didirikan di situ. Itu menurut saya bagus, dan guru-gurunya juga ada yang dari ITB, ada yang dari UI yang kita ajak untuk mengajar di sana, dan mereka langsung praktik di industrinya,” kata Luhut.
Bahkan ada yang dikirim ke China untuk belajar teknologi yang lebih advanced, dan sekarang mereka menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi,” jelasnya.