Perseteruan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terkait hilirisasi tambang masih berlanjut. Keduanya saling menantang untuk melihat langsung dampak hilirisasi tambang di lapangan.
Awalnya, Cak Imin mengkritik program hilirisasi tambang yang dijalankan pemerintah. Menurutnya, program tersebut tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, melainkan hanya merusak lingkungan dan menguntungkan pihak asing.
“Antara jumlah uang yang masuk kepada negara dari pertambangan, baik itu langsung maupun hilirisasi jumlahnya sangat kecil dibandingkan kerusakannya,” kata Cak Imin dalam sebuah acara di Kabupaten Tulungagung, Kamis (25/1).
Cak Imin juga menyoroti adanya tenaga kerja asing, kecelakaan kerja, dan ketimpangan ekonomi yang terjadi akibat hilirisasi tambang. Dia mencontohkan kondisi di Sulawesi Tengah dan Kalimantan yang menjadi lokasi pertambangan nikel dan batu bara.
“Apalagi ada tenaga kerja asing, apalagi ada kecelakaan kerja, apalagi ada keuntungan besar tambang itu tidak dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Tengah. Begitu juga liat di Kalimantan, Batu Bara. Apakah rakyat menikmati? Cek. Ayo kita cek,” ujarnya.
Menanggapi kritik Cak Imin, Luhut pun menantangnya untuk berkunjung ke Morowali dan Weda Bay yang menjadi pusat hilirisasi nikel Indonesia. Luhut mengklaim bahwa masyarakat di sana merasakan manfaat dari program hilirisasi yang meningkatkan nilai tambah dan lapangan kerja.
“Saya pengin sebenarnya mengundang Muhaimin tuh berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali, untuk lihat sendiri. Seeing is believing. Daripada Anda berbohong ke publik yang menurut saya itu satu karakter yang nggak bagus,” kata Luhut dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, Rabu (24/1).
Luhut menambahkan bahwa Cak Imin bisa menghubungi dirinya kapan saja jika ingin melihat langsung lokasi hilirisasi tambang. “Kalau dia Muhaimin itu bilang mau ketemu saya, dia ada nomor telepon saya, telepon saja, mau kapan? Pergi dia ke sana (Morowali dan Weda Bay),” ucapnya.
Cak Imin pun menyatakan kesiapannya untuk menemui Luhut dan mengecek lokasi hilirisasi tambang. Dia mengaku tidak takut dengan tantangan Luhut dan siap membuktikan pernyataannya.
“Siap saja. Kita tiap saat bisa ngecek, antara apa ya bahasa NU-nya mudharat dan manfaatnya,” kata Cak Imin. “Oh iya nanti kalau kampanye mulai agak reda, ini saya lagi di daerah. Tentu akan saya temui Pak Luhut, saya ajak ke daerah-daerah tambang,” lanjutnya.
Perseteruan Luhut dan Cak Imin ini menarik perhatian publik dan media. Banyak yang menunggu apakah keduanya benar-benar akan bertemu dan membahas hilirisasi tambang secara langsung.