Monitorday.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan kepada para pengusaha asal China untuk mematuhi aturan lingkungan saat berinvestasi di Indonesia.

“Saya kemarin bilang kepada mereka, harus patuh terhadap aturan lingkungan, tidak boleh ada kompromi,” ujar Luhut di Shanghai, China pada Minggu (16/6).

Luhut melakukan kunjungan kerja ke China sejak Rabu (12/6), mengunjungi berbagai kota seperti Beijing, Jilin, dan Shanghai.

Selama kunjungannya, ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University, dan para pengusaha China.

“Saya katakan, ‘Kalau melanggar aturan lingkungan, kami akan tutup’. Mereka bilang, ‘Jangan terlalu galak’, tapi kali ini tidak bisa, kita tentu akan beri peringatan,” tambah Luhut.

Luhut menyebut Indonesia telah menjadi tujuan investasi utama bagi China.

“Kita harus menjaga kondisi dalam negeri agar mereka merasa nyaman berinvestasi, misalnya dengan segera menyelesaikan masalah yang mereka hadapi,” ujarnya, mengaku tidak memiliki resep khusus untuk mendekati investor China.

Selama kunjungannya, Luhut juga menyatakan bahwa sebuah perusahaan garmen China sepakat mendirikan pabrik di Subang dan Sukoharjo, yang akan mempekerjakan sekitar 10 ribu orang dan membangun rumah untuk karyawannya.

“Perusahaan ini memiliki nilai penjualan 4,5 miliar dolar AS pada 2023. Jika urusan tanah selesai, bulan depan mereka mulai membangun. Saya sudah bicara dengan Menteri ATR untuk mengurus sertifikatnya,” kata Luhut.

Data Kementerian Investasi/BKPM mencatat nilai investasi China di Indonesia pada periode 2019 – kuartal I-2024 mencapai 30,2 miliar dolar AS dengan 21.022 proyek.

Pada 2023 saja, total investasinya mencapai 7,3 miliar dolar AS, menjadikan China sebagai investor terbesar kedua setelah Singapura.

Lima sektor utama investasi China di Indonesia sejak 2019 adalah industri pengolahan logam dasar (12,8 miliar dolar AS), transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi (7,9 miliar dolar AS), listrik, gas, dan air (2,5 miliar dolar AS), industri kimia dan farmasi (2,4 miliar dolar AS), serta kawasan industri, perumahan, dan perkantoran (2 miliar dolar AS).

Selain China, negara-negara dengan investasi terbesar di Indonesia adalah Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia.