Monitorday.com – Menghadapi fitnah Dajjal bukanlah perkara mudah. Dalam banyak hadis, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar dalam sejarah umat manusia. Bahkan para nabi sebelum Nabi Muhammad pun telah memperingatkan umat mereka tentang bahaya makhluk ini. Maka dari itu, Islam telah memberikan strategi khusus agar umat Islam tidak tersesat ketika masa itu tiba.
Pertama dan paling utama, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperkuat akidah. Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan dan menunjukkan berbagai keajaiban yang bisa menipu akal sehat. Hanya orang-orang yang memiliki keyakinan kokoh kepada keesaan Allah yang tidak akan tertipu. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang menemui Dajjal, maka bacalah permulaan surat Al-Kahfi.”
Surat Al-Kahfi diyakini sebagai pelindung dari fitnah Dajjal karena isinya mencerminkan berbagai bentuk ujian duniawi: ujian iman, harta, kekuasaan, dan ilmu. Dengan membaca dan memahami surat ini, seorang Muslim akan dilatih untuk tidak terpedaya oleh dunia dan tetap berpegang pada kebenaran.
Kedua, menjaga ibadah harian, khususnya salat lima waktu, adalah tameng yang sangat penting. Dalam suasana penuh fitnah dan kekacauan, hanya mereka yang memiliki kedekatan dengan Allah-lah yang bisa bertahan. Salat menjadi pengingat terus-menerus bahwa manusia adalah hamba, bukan tuhan, serta bahwa dunia ini hanya sementara.
Ketiga, menjauhi daerah-daerah yang akan dimasuki Dajjal. Dalam hadis disebutkan bahwa Dajjal tidak akan bisa memasuki Makkah dan Madinah karena dijaga oleh malaikat. Oleh karena itu, jika memungkinkan, para ulama menganjurkan agar umat Islam mendekatkan diri secara spiritual dan, bila perlu, fisik ke wilayah-wilayah yang lebih religius dan kuat iman kolektifnya.
Keempat, pentingnya komunitas beriman. Menghadapi Dajjal bukanlah perjuangan individu semata. Komunitas Muslim yang saling menguatkan dalam iman dan amal bisa menjadi benteng bersama dalam menghadapi godaan dan tekanan Dajjal. Nabi SAW sendiri memberi teladan dalam membangun masyarakat Madinah yang kokoh secara spiritual dan sosial.
Kelima, pendidikan Islam yang benar sejak dini. Anak-anak harus dibekali dengan pemahaman akidah, nilai-nilai keislaman, serta kepekaan terhadap godaan dunia modern yang bisa menjadi jalan masuk bagi fitnah Dajjal. Jangan sampai generasi mendatang menjadi generasi yang mudah tertipu hanya karena minim ilmu dan lemah dalam iman.
Akhirnya, menghadapi Dajjal bukan hanya soal mengenali fisiknya, tapi juga memahami tipu dayanya yang sangat halus dan menggoda. Rasulullah SAW tidak sekadar menyuruh kita takut kepada Dajjal, tetapi mempersiapkan kita untuk melawannya dengan iman, amal, dan ilmu yang kuat. Maka marilah kita mulai dari sekarang, memperbaiki diri dan keluarga kita agar tetap berada dalam barisan orang-orang yang selamat dari fitnah Dajjal.