Monitorday.com – Cawapres No urut 3, Mahfud MD sempat memberikan kritik terkait sistem perekrutan diplomat Indonesia untuk ditugaskan menjadi duta besar. Dia menilai, saat ini banyak diplomat yang merupakan titipan partai politik.
Pernyataan Mahfud tersebut menjawab tanggapan dari cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang menyebut diplomat harus “diselepet” agar bisa menjadi agen pemasaran negara yang tangguh dan ekspansif.
“Saya kira sistem rekrutmen diplomat sekarang ini harus ditinjau ulang. Dulu-dulu diplomat-diplomat kita itu bagus, sekarang ini kadang kala ada titipan dari partai, kalau belum dari partai, belum masuk itu tidak disahkan, di DPR partai ini belum masuk,” kata Mahfud dalam debat cawapres lalu.
Mahfud menyebut para diplomat itu terkadang tidak mengerti setelah diberi tugas. Karena itu, Mahfud berjanji akan mengatur terkait rekrutmen diplomat itu.
“Kalau saya diberi kewenangan nanti diplomasi ini diatur kembali lah rekrutmennya itu, betul-betul orang yang memenuhi syarat,” katanya.
Pernyataan Mahfud tersebut seakan menampar partai pengusung sendiri. Pasalnya, duta besar (Dubes) dari partai yang ada saat ini justru lebih banyak datang dari PDIP, partai yang mengusungnya menjadi cawapres.
Dari 6 orang Dubes yang datang dari partai, 3 diantaranya dari PDIP. Antara lain Zuhairi Misrawi, Heri Akhmadi, dan Cheppy Wartono. Sementara 3 lainnya masing-masing ialah Roem Kono (Golkar), Iwan Boganata (PKPI), dan Hajriyanto Tohari (Golkar).