Monitorday.com – Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menilai undangan makan siang dari Presiden Joko Widodo kepada para Calon Presiden yang akan bertarung dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 merupakan upaya untuk meredam tensi publik menyusul putusan Mahkamah Konstitusi yang meloloskan putra sulung Presiden, Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto.
Siti mengapresiasi langkah tersebut, tapi itu tidak akan serta merta membuat kritik publik redam, “Kita sudah bisa membaca apakah ini betul-betul diarahkan untuk supaya tidak memanas sepanas-panasnya, menurunkan (tensi). Kalau menurut saya, Pak Jokowi harus mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di tengah-tengah masyarakat setelah ditetapkannya pasangan Pak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Siti.
Menurut Siti, Presiden Jokowi sadar betul tensi publik yang memanas berkaitan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang saat ini juga masih bergulir dengan adanya di bentuknya Majelis Kehormatan MK (MKMK) untuk mengevaluasi Ketua MK Anwar Usman.
“MKMK ini apakah sudah well on the right track atau tidak. Menurut saya ini yang sedang direspon oleh Presiden. Kita tidak tahu (makan siang) lebih banyak makannya atau ngomongnya, kan gitu ya? Kalau ada pembicaraan seputar pemili, sejauh mana pertemuan ini nantinya akan berhasil membuat suasana politik kita reda,” beber Siti.
Siti menambahkan, hendaknya netralitas Presiden ditunjukkan dengan menciptakan kompetisi yang sehat tanpa keterlibatan aparat negara untuk memenangkan Capres yang di-endorsenya.
“Kompetisi jauh lebih sehat, yang penting diciptakan adalah kompetisi kontestasi ini adalah free and fair. Jadi bukan menghalalkan semua cara. Karena yang sangat dikhawatirkan oleh publik luas itu adalah nantinya kemungkinan kompetisi kontestasi yang berlangsung dengan cara-cara yang tidak benar, pemilunya distortif kan itu sebenarnya yang dikhawatirkan, Tugas Pak Jokowi harus meyakinkan itu (tidak terjadi),” tandasnya.