Monitorday.com – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Suleman Tanjung, mengungkapkan keyakinannya bahwa unjuk rasa yang terjadi di depan Kantor PBNU pada Jumat (2/8) didalangi oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Kami telah mengumpulkan banyak bukti yang menunjukkan bahwa aksi ini memang dirancang untuk menyerang PBNU,” ujar Suleman dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (5/8).
Suleman menjelaskan bahwa salah satu indikasi keterlibatan PKB adalah massa aksi yang datang dari arah Jalan Raden Saleh, lokasi Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB.
Selain itu, massa tersebut dipimpin oleh seseorang bernama Muhammad Solihin, yang menurut penelusuran PBNU, merupakan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Barat dan mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Indramayu.
“PCNU Indramayu juga telah mengonfirmasi bahwa massa ini digerakkan oleh beberapa anggota PKB dari Indramayu,” tambahnya.
Dalam aksi tersebut, massa yang menamakan diri sebagai Aliansi Santri Gus Dur Menggugat menuntut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf untuk mundur dari jabatannya.
Mereka menuduh Gus Yahya tidak konsisten dengan nilai-nilai perjuangan Gus Dur yang sebelumnya diperjuangkan dalam Muktamar Lampung 2021.
Koordinator aksi, Muhammad Solihin, menyatakan bahwa Gus Yahya seharusnya mundur karena diduga terlibat dalam politik praktis.
Solihin juga mengecam keputusan PBNU yang membentuk tim investigasi, yang menurutnya merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan semangat non-politik praktis yang diklaim oleh PBNU.
Selain itu, massa aksi juga meminta Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), untuk mundur dari jabatannya.
“Jika melanggar hasil muktamar, siapa pun ketua umum dan sekjen yang bertanggung jawab harus mundur,” tegas Solihin.