Fokus
Makna Gemoy dan Asal Usul Joget Prabowo
Published
1 year agoon
Monitorday.com – Calon presiden nomor urut 2 Prabowo belakangan banyak di sorot karena kerap berjoget dalam beberapa momen. Salah satunya dalam acara pengundian nomor urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu.
Aksi prabowo yang tertangkap kamera ini menjadi salah satu alasan dirinya kini disebut gemoy. Sebenarnya apa makna gemoy?
Dilansir beberapa sumber, kata gemoy merupakan bahasa gaul yang tengah populer di kalangan anak muda saat ini. Kata Gemoy merujuk pada ungkapan akan sesuatu yang lucu dan menggemaskan.
Kata gemoy sendiri merupakan plesetan dari kata gemas, dengan mengganti beberapa huruf agar terlihat lebih imut. Ungkapan ini biasanya disampaikan dengan nada lucu dan manja.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata gemas dikategorikan ke dalam kelompok adjective atau kata keterangan yang memiliki fungsi untuk menerangkan atau menjelaskan dari nomina atau pronomina.
Jadi pada dasarnya, penggunaan kata ini mencerminkan apresiasi terhadap sifat atau tingkah laku yang mengundang perhatian dan menyenangkan.
Adapun dalam konteks Prabowo, kata gemoy disebut sebagai ungkapan sayang dari para pendukungnya. Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Cheryl Anelia Tanzil mengatakan, jukukan gemoy menunjukan bahwa anak muda melihat sosok Prabowo apa adanya.
Karena kemunculannya yang tidak diduga di media sosial, Cheryl pun membantah julukan Prabowo gemoy sebagai strategi kampanye yang diciptakan oleh tim sukses.
“Bagi generasi muda, Pak Prabowo muncul di ruang publik sebagai dirinya sendiri. Tampil beda dan apa adanya, yang mungkin tidak semua orang mengetahui sisi menggemaskannya itu,” kata Cheryl, dalam keterangannya, pada Minggu (19/11).
Cerita di Balik Joget Prabowo
Prabowo sendiri mengungkap alasan dirinya kerap berjoget belakangan ini. Ketua umum partai Gerindra itu mengatakan, kebiasaanya menari adalah suatu yang kerap dilakukan oleh sang kakek, Margono Djojohadikoesoemo ketika bertemu dirinya dulu waktu kecil.
“Jadi eyang saya, Pak Margono kan orang Jawa dari Banyumas, zaman itu tidak ada hiburan kecuali wayang. Jadi tiap kali saya datang ke rumah eyang saya, saya disambut tarian kayak gitu dari kecil,” ujar Prabowo, dalam acara Mata Najwa, dikutip Senin (20/11).
Tak hanya sang kakek, ayah Prabowo, Sumitro Margono Djojohadikoesoemo juga suka berjoget ketika mendapatkan kabar bahagia. Karenanya, berjoget menjadi sebuah hal yang dilakukan secara tak sadar oleh Prabowo ketika mendapat kabar bahagia.
“Kemudian Pak Soemitro, dia kan juga orang Banyumas. Zaman itu enggak ada TV, enggak ada apa-apa. Hiburannya wayang. Jadi tiap kali ada berita bagus, berita gembira, dia selalu menari seperti itu, joget seperti itu,” tuturnya.
“Jadi itu mungkin masuk di bawah sadar saya. Kalau saya gembira, saya pasti begitu. Itu di bawah sadar saya tiap kali gembira, tapi kalau enggak gembira ya enggak gitu,” lanjut dia.
Karena alasan itulah, Prabowo berjoget usai pengundian nomor urut di KPU beberapa waktu lalu. Sebab, ia senang mendapatkan nomor dua, sesuai dengan yang diharapkannya.
“Jadi kalau ada berita bagus, umpamanya ujian lulus begitu. Jadi ya kalau lolos dari sesuatu yang begitu. Jadi kemarin ambil nomor, pas dua, jadi joget begitu,” tandasnya.