Monitorday.com – Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, menggarisbawahi pentingnya kedewasaan dalam penggunaan fasilitas Buy Now Pay Later (BNPL), yang populer di kalangan milenial dan Generasi Z.
Menurut Suwandi, sementara paylater memberikan kemudahan dalam pembelian barang dengan sistem cicilan, penggunaannya harus didasarkan pada pertimbangan keuangan yang matang.
Suwandi menilai bahwa penggunaan paylater serupa dengan membeli barang dengan sistem cicilan, namun dengan waktu peminjaman yang lebih pendek.
Oleh karena itu, ia memperingatkan bahwa penggunaan paylater memerlukan kedewasaan agar tidak terjebak dalam utang akibat ketidakmampuan membayar cicilan.
“Kedewasaan sangat penting. Jika tidak ada uang untuk dicicil, maka barang tersebut sebaiknya tidak dibeli. Tanggung jawab atas pengelolaan keuangan ada pada individu,” kata Suwandi sebagaimana dikutip Bloomberg Technoz pada Senin (27/5).
Menurut Suwandi, masyarakat perlu mendapatkan edukasi lebih lanjut tentang penggunaan paylater agar dapat memahami risiko dan mengambil keputusan secara bijaksana sebelum melakukan peminjaman.
“Masyarakat perlu dididik. Media harus memberikan informasi tentang cara yang benar untuk membeli barang, mengatur keuangan, dan menilai kemampuan finansial sebelum menggunakan paylater,” katanya.
Suwandi juga menekankan bahwa perusahaan pembiayaan harus lebih ketat dalam memberlakukan aturan dan ketentuan bagi pengguna paylater.
Ia menyarankan agar perusahaan hanya memberikan persetujuan kredit kepada mereka yang mampu membayar cicilan dan memiliki stabilitas keuangan yang memadai.
Tren penggunaan paylater dan pinjaman online (pinjol) menjadi perhatian khusus, terutama ketika banyak debitur muda yang mengalami masalah pembayaran.
Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa nilai pinjaman online bermasalah mencapai Rp6,18 triliun pada akhir Maret lalu.
Data tersebut menunjukkan bahwa pemakaian paylater oleh generasi milenial dan Generasi Z mendominasi jumlah pengguna, yang menunjukkan perlunya pendekatan yang hati-hati dalam penerapan fasilitas ini.
Menanggapi hal ini, Suwandi menekankan pentingnya tanggung jawab dari semua pihak terkait, baik dari sisi individu pengguna maupun perusahaan penyedia layanan, untuk memastikan penggunaan paylater yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.