News
Mau Bikin Bank Syariah Besar, Ketua PP Muhammadiyah Buka Suara
Published
5 months agoon
By
N Diana SariMonitorday.com – Organisasi Islam Muhammadiyah kini menjadi sorotan belakangan ini di Industri perbankan. Terbaru, Muhammadiyah dikabarkan akan membuat bank syariah besar. Kabar tersebut usai kabar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang akan mengalihkan dana simpanan dan pembiayaan dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) atau BSI ke bank syariah lainnya.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan wacana tersebut baru berkembang di kalangan anggota atau internal secara informal.
“Belum pernah dibicarakan secara resmi. Baru dalam pembicaraan-pembicaraan informal di kalangan anggota,” ujarnya, Kamis (4/7).
Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan untuk mengalihkan dananya dan juga menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari BSI.
Dana tersebut kemudian dialihkan ke sejumlah bank syariah lain, termasuk Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan bank syariah lain yang selama ini melakukan kerja sama dengan mereka.
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan perusahaan terus berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, termasuk ekonomi umat.
“BSI berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat, di antaranya melalui upaya kolaborasi dengan mitra strategis dan seluruh stakeholder dalam mendorong ekonomi dan keuangan syariah untuk kemaslahatan bangsa,” ungkap Wisnu.
Selain itu, Muhammadiyah juga dikabarkan sedang melakukan “pendekatan” untuk mengakuisisi PT KB Bukopin Syariah (KBBS). Dalam hal ini, pihak Muhammadiyah baru memulai membuka pembicaraan terkait hal ini dengan direksi anak usaha PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) itu.
Anwar Abbas tidak menampik ataupun membenarkan wacana tersebut. Ia tidak menutup kemungkinan bahwa pihaknya mengakuisisi bank syariah guna mengembangkan ekonomi masyarakat. Hal ini merujuk Muktamar, yakni forum permusyawaratan tertinggi bagi Muhammadiyah, yang diadakan lima tahun sekali.
“Satu hal yang sudah pasti, Muktamar Muhammadiyah tahun 1915 di Makassar telah mengamanatkan kepada para pimpinan dan warga Muhammadiyah agar memajukan diri dalam bidang ekonomi dan bisnis,” kata Anwar saat dihubungi awak media, Rabu (19/6/2024) lalu.
Ketika ditanya terkait minat Muhammadiyah terhadap KB Bukopin Syariah, ia mengatakan belum bisa memberi komentar karena saat itu sedang menunaikan ibadah haji.
Sementara itu, manajemen KKBS juga tidak menampik atau membenarkan kabar tersebut. Ketika dihubungi wartawan pada hari Rabu (19/6/2024), manajemen secara singkat mengatakan bahwa wacana tersebut merupakan ranah pemegang saham.
Bak cinta lama bersemi kembali, Muhammadiyah dan KB Bukopin Syariah memang memiliki hubungan historis.
Mulanya, KB Bukopin Syariah beroperasi dengan nama PT Bank Syarikatan Indonesia, sebelum diakuisisi oleh KB Bukopin (sekarang KB Bank) secara bertahap dari tahun 2005 hingga tahun 2008.
Bank Persyarikatan Indonesia sendiri, sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990. Bank itu dibetuk dari peleburan dua bank pasar (BP), yakni BP Gunung Sindoro di Surakarta dan BP Gunung Kendeng di Samarinda.
Proses akuisisi Bank Syarikatan Indonesia oleh Muhammadiyah bergulir pada tahun 2001 hingga akhir 2002, dan resmi pada tahun 2003. Namun dalam perjalanannya, bank ini mengalami kondisi keuangan yang buruk dan akhirnya mendapat tambahan modal dan asistensi dari PT Bank Bukopin Tbk.
Pada akhir tahun 2008, nama bank ini berubah menjadi PT Bank Syariah Bukopin. Kemudian pada tanggal 30 Juni 2021 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa menyetujui untuk melakukan perubahan nama lagi menjadi PT Bank KB Bukopin Syariah (KBBS).