Monitorday.com – Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya, meluruskan kabar yang menyebutkan bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meninggalkan ruangan saat Presiden Prabowo Subianto berpidato di KTT D-8 di Kairo, Mesir.
Teddy menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukanlah aksi walk out, melainkan bagian dari protokol yang telah disepakati sebelumnya.
Menurut Teddy, Presiden Erdogan meminta izin untuk mengubah urutan bicara di sesi kedua karena harus menghadiri agenda lain.
“Presiden Erdogan minta izin untuk bertukar urutan atau giliran berbicara karena harus meninggalkan lokasi pleno lebih awal,” kata Teddy dalam keterangannya pada Senin (23/12).
Erdogan pun diberi kesempatan berbicara lebih awal. Setelah itu, ia menyampaikan permohonan maaf kepada delegasi karena harus meninggalkan lokasi sebelum sesi selesai.
“Jadi saat sesi dua dimulai, Presiden Erdogan berbicara duluan, dan minta maaf karena harus meninggalkan lokasi pleno,” imbuh Teddy.
Teddy juga menegaskan bahwa hubungan antara Prabowo dan Erdogan tetap baik. Bahkan, sebelum sesi kedua dimulai, keduanya sempat makan siang bersama dan duduk berdampingan.
“Tak ada masalah antara Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan. Mereka bersahabat dan menjalin komunikasi dengan baik,” ujarnya.
Penjelasan dari Dubes Turki dan Kemlu RI
Sebelumnya, beredar video yang menunjukkan Erdogan berjalan keluar ruangan di belakang Prabowo saat sesi berlangsung.
Dalam video tersebut, Erdogan bahkan terlihat tak sengaja menubruk kursi Prabowo, yang memicu spekulasi bahwa ia sengaja walk out.
Namun, hal ini dibantah oleh Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan. Talip menyatakan bahwa penjelasan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia sudah sesuai dengan kenyataan.
Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah ‘Roy’ Soemirat, juga memberikan penjelasan terkait situasi tersebut.
“Di forum internasional, setiap delegasi memiliki hak untuk menentukan kapan ketua delegasi duduk di kursi delegasi atau meninggalkan ruangan,” ujar Roy pada Minggu (22/12) malam.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan spekulasi yang beredar dapat diredam dan hubungan baik antara kedua negara tetap terjaga.