Monitorday.com – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud, menyebut bahwa penguasa saat ini bertindak seperti zaman Orde Baru. Hal ini ditanggapi oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Pernyataan Megawati tersebut dinilai mencerminkan kegelisahan Megawati sebagai orang tua dan partai pengusung yang sebetulnya berharap Presiden Joko Widodo menjadi alat dan petugas partai.
“Statement yang disampaikan Ibu Mega itu adalah statement kegelisahan sebagai orang tua, kegelisahan sebagai partai pengusung, yang kebetulan sebetulnya berharap supaya Pak Jokowi itu dijadikan alat partai politik dan petugas partai politik tertentu,” kata Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, kepada wartawan Selasa (28/11).
“Tetapi Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada menjadi petugas partai politik. Sehingga dengan adanya statement ini menjadi tidak relevan kalau pada hari ini kekuasaan ini dianggap menakut-nakuti, mengancam, yang mengancam ini siapa? Yang diancam siapa?” sambungnya.
Menurut Nusron, saat ini tidak ada tanda-tanda nyata kekuasaan yang dipimpin Jokowi mengarah ke era Orba. Apalagi, kata dia, tidak ada pembungkaman kritik terhadap pemerintah.
“Kami melihat tidak ada tanda-tanda nyata bahwa kekuasaan hari ini yang dipimpin oleh Pak Jokowi ini mengarah pada praktik Orde Baru karena syarat-syarat itu tidak ada,” ujarnya.
Selain itu, Nusron juga menegaskan bahwa pemerintahan Jokowi yang sudah berjalan 10 tahun ini pun dibentuk oleh Megawati. Dia mengatakan PDIP pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu menjadi salah satu partai pengusung Jokowi.
“Kekuasaan hari ini itu dibentuk oleh Ibu Megawati itu sendiri selama 10 tahun, karena Pak Jokowi itu pada Pemilu Presiden 2014 diusung oleh PDIP dan diusung oleh Pak Jokowi dan didukung ramai-ramai, termasuk kami juga mendukung dan pada tahun 2019 juga didukung oleh PDIP, kemudian dikatakan mirip seperti Orde Baru, saya katakan yang Orde Baru itu siapa?” tandas Nusron.