Monitorday.com – Tanggal 2 Oktober menjadi momen bersejarah dalam upaya melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia.
Sebagai kain tradisional yang kental dengan nilai budaya, batik terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
Untuk mendukung pelestarian ini, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengambil langkah konkret melalui program pemberdayaan ekonomi berbasis lokal.
PNM melatih klaster nasabah batik di Kampung Madani, Desa Gandusari, Magelang, dengan tujuan mengembangkan variasi produk batik yang lebih modern.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing pengrajin batik di tengah tren fesyen masa kini.
Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary, menjelaskan bahwa PNM berkomitmen untuk terus memberikan program pemberdayaan berbasis wilayah yang sesuai dengan kondisi lokal.
“Kami mendirikan kampung binaan dengan klasterisasi batik di Magelang.
“Di sini, kami membangun fasilitas pelatihan membatik dan menyediakan alat pengunci warna batik yang dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh nasabah PNM, tetapi juga oleh masyarakat luas,” ujar Dodot, seperti dikutip dari pnm.co.id, Minggu (6/10).
PNM juga menggandeng pelatih berpengalaman untuk memperkenalkan teknik modern ecoprint kepada para pengrajin.
Teknik ini memberikan sentuhan segar bagi batik tradisional, membuatnya lebih relevan untuk dipakai dalam keseharian, bukan hanya pada acara-acara tertentu.
“Kami ingin nasabah kami memiliki keterampilan untuk menciptakan produk batik kombinasi yang sesuai dengan gaya hidup modern,” tambah Dodot.
Tak hanya berhenti di pelatihan dasar, PNM berencana memberikan pelatihan lanjutan khusus pada teknik pewarnaan batik ecoprint.
Diharapkan, pelatihan ini akan meningkatkan kualitas dan daya saing produk batik nasabah PNM, serta mendukung usaha mereka agar semakin berkembang.
Dengan program ini, PNM berusaha memastikan bahwa batik sebagai warisan budaya tidak hanya tetap lestari, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tren dan kebutuhan zaman.