MONITORDAY.COM – Salah satu dampak perubahan iklim yang paling nyata dapat kita rasakan adalah cuaca panas yang dalam dua hari terakhir sudah mulai kita rasakan di Indonesia. Perubahan iklim juga turut menghasilkan apa yang disebut titik panas atau water hotspot di baberapa daerah.
Menteri Keuangan [Menkeu] RI Sri Mulyani menuturkan perlunya memobilisasi triliunan dolar AS untuk memerangi perubahan iklim dan mendorong pembangunan yang berketahanan.
“Kita harus memobilisasi dan mengarahkan triliunan dolar AS untuk memerangi perubahan iklim dan mendorong pembangunan yang berketahanan,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Business Session Dewan Gubernur Asian Development Bank [ADB] di Tbilisi, Georgia, Minggu [5/5/2024].
Dalam acara tahunan ADB yang dihelat pada 2-5 Mei 2024 ini, Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasi kepada ADB terus berupaya mengatasi masalah perubahan iklim, kesehatan, kesetaraan gender, pendidikan, dan ketahanan pangan.
Namun terlepas dari ADB, tantangan perubahan iklim adalah tanggungjawab bersama. Karena untuk mengatasinya diperlukan investasi yang besar dan operasi yang efektif.
“Perubahan iklim adalah tanggung jawab kita bersama. Itu sebabnya ADB harus bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, filantropis, dan sumber keuangan lainnya untuk menciptakan blended finance yang paling efektif,” kata Sri Mulyani.
Selama ini, ADB telah meningkatkan komitmennya untuk menyediakan pembiayaan iklim senilai 100 miliar dolar AS bagi negara-negara berkembang anggotanya untuk periode 2019-2030.
Pembiayaan iklim tersebut diharapkan dapat bertemu dengan proyek-proyek iklim yang berkualitas dan efektif.
“Persoalannya kini lebih pada persiapan proyek yang berkualitas dan efektif,” kata Menkeu Sri Mulyani.