Monitorday.com – Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock hari Ahad (12/1/2025) tiba di Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri konferensi regional tentang Suriah pasca runtuhnya rezim diktator Bashar Assad.
Menlu Jerman itu menjanjikan bantuan kemanusiaan sebesar €50 juta.
Turut hadir dalam konferensi itu pejabat sementara menteri luar negeri Suriah Asaad al-Shibani.
Berbicara kepada awak media menjelang pertemuan, Baerbock mengatakan bahwa sanksi-sanksi terhadap para sekutu Assad yang melakukan kejahatan serius selama perang sipil harus tetap diberlakukan.
Dia menyerukan “pendekatan cerdas” untuk meringankan sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap negara Suriah.
“Rakyat Suriah saat ini memerlukan hasil cepat dari transisi kekuasaan, dan kami akan terus membantu mereka di Suriah yang tidak memiliki apa-apa,” kata Baerbock.
Dia menambahkan bahwa Jerman akan menyediakan lagi €50 juta untuk makanan, tenda darurat, dan perawatan medis.
Awal bulan ini, Baerbock mengunjungi Damaskus dan mengatakan bahwa pencabutan sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa atas Suriah akan tergantung pada implementasi “proses politik inklusif” di negara itu.
Pada 7 Januari, The Financial Times melaporkan bahwa Jerman mendorong supaya Uni Eropa mencabut sanksi-sanksi atas Suriah.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, tujuh dari 10 rakyat Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan setelah 13 tahun mengalami perang saudara.
Konferensi ini menjadi platform penting untuk membahas masa depan Suriah pasca konflik.
Baerbock menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan dalam situasi krisis ini.
Jerman berkomitmen untuk terus mendukung rakyat Suriah dalam menghadapi tantangan yang ada.
Sanksi yang ada menjadi isu sensitif dalam hubungan internasional terkait Suriah.
Pendekatan yang diusulkan Baerbock diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi yang lebih baik.
Bantuan yang dijanjikan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan rakyat Suriah.