Monitorday.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan keputusan untuk tidak memberikan rekomendasi izin impor jagung guna memaksimalkan penyerapan produksi dalam negeri, mengingat banyak petani tengah mengalami panen raya di berbagai sentra.
“Kebijakan ini diambil untuk menjaga produksi dan kesejahteraan petani dalam negeri,” kata Amran, usai mengunjungi kegiatan tanam padi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (18/3).
Selain menutup keran impor, Mentan juga meminta Perum Bulog bersama Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) untuk memaksimalkan penyerapan jagung dari petani sehingga harga jagung tidak merosot di tingkat petani.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan bahwa sekitar 4,05 juta ton potensi produksi jagung petani harus diserap oleh Perum Bulog dan para pengusaha pakan agar harga jagung tetap stabil.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), panen jagung pada Maret diperkirakan mencapai 2,29 juta ton di lahan 405 ribu hektare, sementara pada April diperkirakan mencapai 1,76 juta ton di lahan 318 ribu hektare.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi juga menegaskan kesiapannya untuk menyerap jagung dari petani dengan harga pembelian pemerintah sebesar Rp4.200 per kilogram, dan memastikan komitmen Bulog dalam melaksanakan penugasan cadangan jagung pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku, bahkan jika terdapat jagung dengan harga di bawah HPP, namun memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan.