Monitorday.com – Di Hari Guru Nasional, para guru masih menghadapi tantangan kesejahteraan yang belum mencukupi.
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyoroti bahwa penghasilan guru, terutama di daerah, masih sangat minim.
Beberapa guru bahkan hanya menjadi sukarelawan dengan penghasilan yang sangat terbatas.
Pemerintah mulai menunjukkan perhatian melalui program sertifikasi, meski belum merata dan optimal.
Guru swasta masih menghadapi ketimpangan kesejahteraan dibandingkan guru negeri.
Haedar menekankan bahwa upaya mencerdaskan bangsa harus melibatkan semua pihak, baik negeri maupun swasta.
Dia mengkritik kebijakan yang menarik guru negeri dari sekolah swasta sebagai bentuk diskriminasi.
Kesejahteraan guru diharapkan meningkat seiring alokasi anggaran pendidikan yang sudah dipatok 20 persen.
Namun, dana pendidikan tersebar di banyak instansi dan tidak terpusat pada Kementerian Pendidikan.
Haedar mengingatkan bahwa kualitas dan pengabdian guru juga harus terus ditingkatkan.
Guru memiliki sejarah panjang sebagai pejuang pendidikan, bahkan di tengah keterbatasan.
Era guru seperti dalam cerita “Laskar Pelangi” menjadi bukti pengabdian mereka yang luar biasa.
Kesejahteraan guru harus seimbang dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Indonesia perlu mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga dalam indeks daya saing dan HDI.
Menjadi guru adalah panggilan untuk mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Haedar menutup dengan penghormatan kepada para guru sebagai teladan sejati yang membangun masa depan bangsa.