Monitorday.com – Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchlas Rowi turut hadir dalam acara wisuda ke-21 Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN), Kota Sorong, Papua Barat, pada Selasa (19/12).
Dalam kesempatan itu, Muchlas mengatakan bahwa Muhammadiyah telah menyinari tanah Papua. Mulanya, dia menyebut bahwa perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) telah memberikan banyak kemudahan dan kesempatan yang luas bagi anak-anak di seluruh daerah, untuk menempuh pendidikan tinggi.
“Barangkali ini mungkin tidak akan terjadi pada PTN (perguruan tinggi negeri), kalau kami-kami di PTM, saya datang ke beberapa tempat, mereka memberikan kemudahan (kepada mahasiswa), kalau bisa bayar satu bulan, silahkan satu bulan, kalau bisa bayar satu semester silahkan,” kata Muchlas dalam sambutannya.
Bahkan, Founder Monday Media Group ini bercerita, bahwa universitas Muhammadiyah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pernah menerima hasil bumi sebagai pembayaran kuliah.
“Di NTT sana, saking inginnya perguruan tinggi Muhammadiyah ini bisa membuat anak-anak di sana bisa sekolah, mereka menerima untuk bayar SPP itu dari hasil bumi. Hasil perkebunan, peternakan, dan sebagainya,” ungkap Muchlas.
Muchlas mengatakan, bahwa Muhammadiyah selalu tampil terdepan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan di saat yang lain lebih mengedepankan faktor bisnis di dunia pendidikan, Muhammadiyah tetap konsisten untuk memberi kemudahan bagi anak-anak bangsa untuk mengakses pendidikan.
“Dan Muhammadiyah di Sorong ini ada dua universitas besar, yaitu UNAMIN dan UNIMUDA (Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong). Jadi Muhammadiyah selalu hadir terdepan,” kata Muchlas, yang juga Komisaris Independen PT Jamkrindo ini.
Dia pun menyaksikan bagaimana para mahasiswa di Universitas Muhammadiyah di Papua ini menyanyikan lagu Sang Surya. Menurut Muchlas, hal tersebut menjadi bukti bahwa Muhammadiyah telah menyinari tanah Papua.
“Kita melihat, tadi anak-anak Papua telah menyanyikan lagu Sang Surya. Dan kemarin juga di Unimuda menyanyikan lagu Sang Surya dengan fasihnya, berarti memang Muhammadiyah ini sudah menyinari tanah Papua ini,” tuturnya.
Lebih lanjut, Muchlas mengatakan bahwa kehadiran Muhammadiyah di Bumi Cenderasih sejatinya sudah dirintis sejak 1926. Tujuan utamanya adalah urusan pencerdasan dan pencerahan umat dan bangsa yang inklusif. Menurut dia, Muhammadiyah ingin mempelopori visi tersebut dengan amal nyata, tak sekedar retorika belaka.
“Walaupun Muhammadiyah datang dari pulau Jawa, namun nyatanya saya melihat orang-orang papua bisa menyatu dengan kami. Seperti di distrik Warmon, kampung kokoda. Menjadi bukti nyata persaudaraan kita. Tanpa segregasi, tanpa rasa curiga,” kata Muchlas Rowi.