Monitorday.com – Stasiun Banyuwangi Kota kini siap menyambut gelombang perjalanan yang menghubungkan dunia dengan pesona luar biasa dari Surga Alam Jawa Timur. Dengan pembangunan yang menawan dan fasilitas yang memadai, stasiun ini bagaikan gerbang menuju sebuah dunia baru yang penuh warna, pesona, dan keindahan yang tak terlukiskan.
Kini, para pelancong dapat merasakan kenyamanan dan kemudahan saat melangkah di atas rel yang membawa mereka ke tanah penuh misteri, di mana pegunungan yang megah bertemu dengan lautan biru yang memikat hati.
Setiap detik yang berlalu seakan menyatu dengan napas alam, mempersiapkan penumpang untuk menjelajahi jejak-jejak sejarah yang telah tercipta selama berabad-abad.
Dari stasiun ini, perjalanan bukan sekadar sebuah destinasi, tetapi juga perjalanan spiritual yang menyuguhkan pengalaman tak terlupakan. Banyuwangi, dengan segala kekayaan alam dan budayanya, kini menjadi lebih mudah dijangkau, dan seiring deru kereta yang melaju, para penumpang disuguhkan pemandangan yang memukau. Gunung Raung yang menjulang, Taman Nasional Baluran dengan padang savananya, serta pesisir pantai yang bersih dan menawan menjadi latar yang mempesona, seakan membisikkan kisah-kisah lama yang terpendam dalam setiap sudutnya.
Di sinilah, setiap perjalanan terasa lebih dari sekadar transportasi, tetapi juga perjalanan menuju kedamaian dan kedalaman jiwa.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang diwakili Sekda, Guntur Priambodo pun meresmikan Stasiun Banyuwangi Kota pada Jumat, (3/1/2025).
“Penataan Stasiun Banyuwangi Kota sudah dimulai sejak Maret 2024, hari ini, Jumat (3/1) bertepatan dengan akhir Posko Angkutan Nataru 2024/2025 diresmikan penggunaannya,” kata Didiek.
Didiek menambahkan, tema yang diambil dalam penataan Stasiun Banyuwangi Kota adalah “Ethnic Vernakular serta Modern”. Ethnic vernakular adalah ekspresi budaya etnis yang tercermin dalam arsitektur vernakular, yang tercipta pada bentukan atap khas Banyuwangi yakni atap Rumah Adat Osing.
Sedangkan unsur modern dibentuk pada pemilihan material terkini seperti clay material (material alami yang memiliki tekstur halus, berbutir halus, dan menyerupai plat), homogenous tile (modifikasi dari marmer atau granit alam) serta unsur kearifan nusantara yang dibuat modern seperti anyaman rotan sintetis, pemakaian unsur kayu, serta symbol batik Gajah Oling sebagai aksennya.
Beberapa pekerjaan yang dilakukan selama 9 bulan proses penataan stasiun diantaranya pembangunan gedung stasiun baru, perluasan dan penataan parkir, pembuatan plaza (ruang terbuka untuk umum), pembangunan selasar dan pengaturan ulang alur penumpang.
“Stasiun Banyuwangi Kota adalah salah satu gerbang masuk Kabupaten Banyuwangi, untuk itu KAI berharap ini bisa menjadi salah satu ikon baru dan kebanggaan masyarakat Banyuwangi,” ujarnya.
Selama Tahun 2024, Stasiun Banyuwangi Kota telah digunakan untuk naik dan turun sebanyak 842.562 penumpang. Sedangkan selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, rata-rata perhari pengguna kereta api di Stasiun Banyuwangi Kota sebanyak 3 ribu penumpang.
“Terima kasih kepada Pemkab Banyuwangi dan semua pihak yang telah mendukung proses penataan Stasiun Banyuwangi Kota hingga bisa selesai seperti sekarang. Sarana dan prasarana di stasiun sudah diperbaharui dan diperbaiki, KAI berharap partisipasi semua pihak untuk ikut merawat dan menjaga, agar Stasiun Banyuwangi Kota tetap bisa menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Banyuwangi,” tutup Didiek.