Monitorday.com – Para nabi, termasuk Nabi Ibrahim, dikisahkan sering bertemu dengan malaikat maut menjelang kematian.
Dalam kitab al-Fawaid, disebutkan pertemuan Nabi Ibrahim dengan malaikat maut.
Nabi Ibrahim bertanya kepada malaikat maut apakah seorang kekasih mencabut nyawa kekasihnya.
Malaikat maut kembali kepada Allah sebelum menjawab pertanyaan Ibrahim.
Ketika kembali, malaikat maut mengatakan bagaimana mungkin seorang kekasih menolak bertemu Kekasihnya.
Ibrahim lantas meminta malaikat maut untuk segera mencabut nyawanya.
Kisah ini menunjukkan kerinduan Nabi Ibrahim untuk bertemu Allah SWT.
Kematian adalah keniscayaan bagi setiap makhluk, termasuk Nabi Ibrahim.
Setiap manusia akan menghadapi masa kritis saat sakaratul maut.
Menurut hadis, setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan kebiasaannya saat meninggal.
Kondisi sakaratul maut bisa mengubah nasib seseorang menjadi penghuni surga atau neraka.
Dalam hadis lainnya, dijelaskan bahwa setiap manusia diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari.
Selama proses itu, dituliskan ketetapan mengenai amal, rezeki, ajal, dan nasibnya.
Terkadang, seseorang hampir masuk surga namun takdir mengubahnya menjadi penghuni neraka.
Sebaliknya, ada yang hampir masuk neraka tetapi takdir mengubahnya menjadi penghuni surga.
Hal ini menunjukkan bahwa takdir Allah dapat mengubah nasib seseorang hingga saat terakhir.
Kisah Nabi Ibrahim dan sakaratul maut mengingatkan manusia akan ketidakpastian nasib di akhirat.