Monitorday.com – Usai penangkapan dua menteri Partai Nasdem oleh KPK atas dugaan korupsi, netizen beramai-ramai meluapkan kemarahannya atas perbuatan kader Partai Nasdem itu.
Netizen bernama @Ahmad Musyafa mengomentari berita yang berjudul “Balasan Cak Imin ke Yenny Wahid yang Ogah Gabung Timnas AMIN” di salah satu media nasional bahwa “koalisi perubahan apa yang dirubah? syl aja korupsi mau dirubah jadi sarang koruptor ya? negara konoha sudah banyak pejabat korup, kita tdk butuh calon capres yg ngobral janji terus gaada bukti, belum lagi temen aja dihianati gimana kalau sudah jadi presiden rakyat juga bisa dihianati”
@Susanti Suhaimin berujar “lebih baik pilih prabowo daripada anies, anies terlalu manis permainan kata2nya,”
@Ihsan Kurniawan juga menanggapi “Hobinya olah kata, olah gagasan. Begitu kerja malah kelebihan bayar tipikal manusia tukang ngimpi dan ngayal yg gak ada guna didunia nyata. prabowo 2024”
Melihat fenomeman diatas, peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor, menilai Partai Nasdem harus semakin bekerja keras buat mempertahankan citra serta elektabilitas partai dan pasangan bakal capres-cawapres yang mereka usung, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Upaya Nasdem ini penting, mengingat kader papan atas mereka tersangkut perkara hukum. Saat ini kader Nasdem yang menjabat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diduga tersandung dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian. Perkara itu tengah diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sedangkan mantan Sekretaris Jenderal Nasdem sekaligus eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, tengah menghadapi persidangan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan menara base transceiver station (BTS) 4G. Kasus itu ditangani oleh Kejaksaan Agung.
Masih kata Firman, Nasdem harus berupaya keras meyakinkan calon pemilih kalau persoalan hukum yang membelit 2 kadernya di tahun politik tidak boleh mengganggu elektabilitas partai dan bakal capres-cawapres yang mereka usung.