Nuaiman bin Haris adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan humornya. Ia memiliki selera humor yang tinggi dan sering membuat orang tertawa, termasuk Nabi Muhammad SAW sendiri.
Kisah Nuaiman
Nuaiman lahir di Madinah pada masa jahiliyah. Ia dikenal sebagai orang yang suka bercanda dan membuat orang tertawa. Setelah masuk Islam, Nuaiman tetap mempertahankan selera humornya.
Salah satu kisah yang terkenal tentang Nuaiman adalah ketika ia pergi bersama Nabi Muhammad SAW dan para sahabat lainnya ke sebuah desa. Saat itu, penduduk desa sedang panen. Nuaiman pun berpura-pura menjadi orang yang gila dan berteriak-teriak.
Akibatnya, para penduduk desa menjadi ketakutan dan berlarian. Nabi Muhammad SAW pun tersenyum melihat kelakuan Nuaiman.
Selain itu, Nuaiman juga pernah membuat Nabi Muhammad SAW tertawa dengan ceritanya tentang seekor unta yang suka berbohong. Nuaiman bercerita bahwa unta tersebut pernah berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, saya ingin menjadi orang yang selalu jujur.”
Nabi Muhammad SAW pun bertanya, “Mengapa?”
Unta itu menjawab, “Karena saya ingin masuk surga.”
Nabi Muhammad SAW pun tertawa mendengar cerita Nuaiman.
Humor Nuaiman Sebagai Sarana Dakwah
Humor Nuaiman tidak hanya digunakan untuk menghibur orang-orang, tetapi juga sebagai sarana dakwah. Nuaiman sering menggunakan humornya untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada orang lain.
Salah satu contohnya adalah ketika Nuaiman pernah membuat Nabi Muhammad SAW tertawa dengan ceritanya tentang seorang pria yang sedang berpuasa. Pria tersebut berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, saya sedang berpuasa, tetapi saya tidak tahan lapar.”
Nabi Muhammad SAW pun bertanya, “Apa yang kamu makan sebelum berpuasa?”
Pria itu menjawab, “Saya makan nasi.”
Nabi Muhammad SAW pun tersenyum dan berkata, “Jika kamu makan nasi, maka kamu tidak akan lapar.”
Kisah ini mengajarkan kita bahwa humor dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang serius.
Hikmah dari Kisah Nuaiman
Kisah Nuaiman mengajarkan kita bahwa humor adalah bagian dari kehidupan. Humor dapat digunakan untuk menghibur orang lain, menyampaikan pesan-pesan, dan menebar kebahagiaan.
Selain itu, kisah Nuaiman juga mengajarkan kita bahwa humor dapat menjadi sarana dakwah. Humor dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada orang lain dengan cara yang menyenangkan dan tidak menggurui.
Penutup
Nuaiman adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang berhati lucu. Humornya tidak hanya menghibur orang lain, tetapi juga digunakan sebagai sarana dakwah. Kisah Nuaiman mengajarkan kita bahwa humor adalah bagian dari kehidupan yang dapat digunakan untuk kebaikan.