Monitorday.com – Beragam skema penjaminan kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dinilai mampu menjadi daya tarik bagi investor untuk mendukung pengembangan UMKM di Indonesia.
Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, menyatakan bahwa BUMN telah menyediakan skema penjaminan kredit melalui Jamkrindo dan menyarankan upaya ini perlu diperluas dengan melibatkan pihak swasta.
“Kami dari BUMN sudah menyediakan skema penjaminan kredit melalui Jamkrindo dan menurut saya upaya tersebut perlu diperluas dengan melibatkan pihak swasta,” kata Rabin dalam pernyataannya kepada Antara, Minggu (26/5).
Rabin menyebutkan bahwa skema tersebut telah diimplementasikan di beberapa negara untuk meningkatkan nilai investasi bagi usaha kecil dan menengah.
Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan literasi keuangan para pelaku UMKM agar dapat menarik lebih banyak investor.
Kendala Laporan Keuangan UMKM
Rabin menjelaskan bahwa sering kali para pemberi kredit menemukan bahwa pelaku UMKM kesulitan dalam membaca laporan keuangan sederhana.
“Sekitar 60 persen dari total kredit UMKM diberikan oleh bank BUMN, jadi kami paham apa isu yang terjadi di lapangan,” ujar Rabin.
Selain itu, ia menambahkan bahwa sistem informasi kredit perlu ditingkatkan karena saat ini sistem tersebut baru mencakup pelaku usaha yang terdata dalam sistem perbankan.
Kontribusi UMKM terhadap Ekonomi Nasional
Menurut data Kementerian Keuangan, UMKM berkontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta menyerap 117 juta pekerja di Indonesia, dengan mayoritas pekerja adalah perempuan.
Rabin menegaskan bahwa penyediaan akses finansial bagi UMKM sangat penting, termasuk melalui pembiayaan ultra mikro dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Pemerintah juga telah meluncurkan program Dana Merah Putih untuk mengembangkan UMKM menjadi perusahaan unicorn.
Akses Pendanaan dan Pasar
Rabin menyatakan bahwa selain akses pendanaan, akses pasar juga penting bagi UMKM agar dapat terintegrasi dengan rantai pasok.
Untuk mendukung hal ini, pihaknya mengembangkan Pasar Digital Indonesia (PaDi) UMKM sebagai platform e-commerce yang memfasilitasi interaksi antara BUMN dan pelaku usaha kecil dan menengah.
Beberapa BUMN juga memberikan dukungan kepada UMKM melalui program mentorship, capacity building, dan pusat inkubasi.
“Kami amat yakin kami dapat memberdayakan UMKM kita untuk naik kelas,” tutup Rabin.