Monitorday.com – Bagi banyak anak muda muslim, keinginan menikah seringkali hadir bersamaan dengan kebingungan: harus mulai dari mana? Di sinilah ta’aruf hadir sebagai panduan suci untuk mengenal calon pasangan dengan cara yang diridhai Allah. Jika kamu baru pertama kali mendengar atau ingin menjalaninya, berikut panduan ta’aruf dari awal hingga khitbah.
1. Mantapkan Niat
Langkah paling awal adalah meluruskan niat. Ta’aruf bukan ajang coba-coba apalagi pelarian dari kesepian. Ia adalah proses serius mencari pasangan hidup untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Niat ini penting agar langkah selanjutnya tetap berada dalam jalur yang benar.
2. Siapkan Diri secara Mental dan Spiritual
Sebelum mencari pasangan, kamu harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Tanyakan pada diri: apakah aku sudah cukup matang secara emosi, finansial, dan spiritual? Jangan buru-buru ta’aruf kalau belum siap menikah. Ta’aruf bukan tempat untuk sekadar mencari teman ngobrol atau curhat.
3. Minta Bantuan Perantara yang Tepercaya
Dalam Islam, interaksi lawan jenis sangat dijaga. Oleh karena itu, ta’aruf dilakukan dengan bantuan perantara, seperti orang tua, ustaz, mentor, atau sahabat yang paham agama. Mereka akan membantu menyambungkan dua pihak yang berniat menikah dan mengatur pertemuan dengan etika Islam.
4. Proses Perkenalan yang Terarah
Saat ta’aruf, hindari basa-basi yang tidak penting. Fokus pada pertanyaan-pertanyaan kunci: visi pernikahan, prinsip hidup, pandangan soal peran suami-istri, pengelolaan keuangan, relasi keluarga, hingga rencana masa depan. Jangan malu untuk menyampaikan ekspektasi dan nilai-nilai yang kamu pegang.
5. Evaluasi dan Shalat Istikharah
Setelah beberapa kali pertemuan, luangkan waktu untuk merenung dan berdoa. Shalat istikharah adalah cara memohon petunjuk dari Allah apakah calon tersebut baik untuk agama, kehidupan, dan masa depanmu. Libatkan orang tua atau mentor untuk berdiskusi dan mendapatkan masukan objektif.
6. Ambil Keputusan: Lanjut atau Tidak
Jika merasa cocok, kamu bisa lanjut ke tahap khitbah (lamaran). Namun jika tidak, jangan ragu untuk berhenti. Dalam ta’aruf, tidak ada ikatan emosional yang mendalam, jadi keputusan untuk mundur tidak akan melukai seperti halnya dalam pacaran. Sampaikan dengan baik dan saling menghormati.
7. Menuju Pernikahan
Setelah khitbah, kamu dan pasangan bisa melanjutkan proses persiapan pernikahan. Komunikasi tetap dilakukan dengan batasan yang syar’i. Ini adalah fase terakhir sebelum resmi menjadi pasangan halal di hadapan Allah dan masyarakat.
Kesimpulannya, ta’aruf adalah proses mulia yang memberi jalan terang bagi siapa pun yang ingin menikah dengan cara yang benar. Dengan niat yang lurus, sikap yang dewasa, dan bimbingan dari Allah, ta’aruf bisa menjadi awal dari perjalanan cinta yang penuh keberkahan.