Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hashim Djojohadikusumo, menyinggung masalah kelangkaan pupuk. Hal itu disampaikan Hasyim saat menghadiri acara deklarasi Gema Desa DIY yang beranggotakan mantan kepala desa dan perangkat desa.
Dalam kegiatan itu, dia menyosialisasikan program kampanye unggulan yang diusung Paslon 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Adapun saat sesi tanya jawab, salah satu anggota Gema Desa menanyakan cara mengatasi masalah swasembada pupuk dan pangan.
Hasyim mengatakan tak mau membohongi publik. Dia menegaskan masalah kelangkaan pupuk bukan hanya dialami Indonesia.
Dia mengatakan, di belahan dunia mana pun termasuk di Asia hingga Afrika juga mengalami hal serupa.
“Masalah dunia, semua petani di dunia mengalami masalah yang sama. Petani di Afrika, petani di Amerika Selatan, petani di Asia semua kekurangan pupuk,” ungkapnya.
Hal ini menurut Hasyim tak lepas dari pengaruh perang antara Rusia dengan Ukraina.
“Kenapa? Karena ada perang di Eropa, saya kira bapak sudah tahu pasti ada perang antara Rusia dan Ukraina, itu menurut saya itu perang antarsuku, dulu itu satu negara,” bebernya.
Dia menyebut, pabrik pupuk banyak berada di Ukraina dan Rusia banyak pabrik yang terdampak perang.
“Banyak pabrik pupuk yang rusak, yang ikut dibom, yang hancur dan banyak pabrik-pabrik tidak bisa produksi. Maka kita ada kekurangan pupuk,” ucapnya.
Menurutnya, masalah pupuk adalah masalah yang rumit dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
“Ini adalah masalah rumit, Pak Prabowo bukan tukang sihir. Dia tidak bisa sediakan pupuk yang tidak ada,” katanya.
Oleh karena itu, salah satu solusi yang ditawarkan adalah memperbanyak pabrik pupuk di dalam negeri.
“Maka apa yang harus kita lakukan, kita harus bangun pabrik sendiri, kita harus menambah pabrik-pabrik sebanyak mungkin di Indonesia. Jangan sampai kita tergantung asing lagi,” ucapnya.
“Maka Pak Prabowo selalu katakan program yang kunci adalah swasembada pangan, kita jangan tergantung terlalu banyak makanan dari luar negeri. Terus kita swasembada pupuk dan kita harus swasembada air,” pungkasnya.