Connect with us

Para Menteri yang Paling

Memasuki 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran, sejumlah lembaga merilis hasil studinya, termasuk polling media sosial yang dilakukan Monday Media Group pada 22-23 Januari 2025. Sejumlah menteri dianggap menjadi pembantu presiden yang paling efektif, responsif, berkinerja baik, dan membuat gebrakan. Siapa saja?

Shofwan Alawy Hudaya

Published

on

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Review

Perjamuan Kekuasaan di Meja Makan

Pertemuan simbolik Prabowo, Gibran, dan Megawati di Hari Lahir Pancasila menyimpan makna politik dalam, di tengah riuh isu pemakzulan dan permainan opini publik.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Suasana peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Senin (2/6/2025), mendadak menjadi panggung drama politik tingkat tinggi. Di sana, Presiden terpilih Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tampil bersama dalam satu frame publik yang langka pasca-Pilpres 2024. Namun, publik tidak hanya melihat seremoni, melainkan membaca sandi kekuasaan yang sedang dinegosiasikan tanpa kata, tapi penuh makna.

Di satu sisi, Prabowo tampil luwes, seolah mengukuhkan dirinya sebagai pemegang kendali narasi. Gibran berdiri di sisi setia, tersenyum datar, namun sorot matanya tajam. Di sisi lain lapangan, ada sosok Try Sutrisno, tokoh senior militer dan mantan wakil presiden yang gencar menggaungkan isu pemakzulan Gibran. Sebuah ironi visual terjadi—Gibran dan Try berada dalam satu ruang negara, tapi terpisah oleh kredo yang berbeda. Satu bicara loyalitas, yang lain bicara pelanggaran etika.

Upacara ini bukan sekadar upacara. Ini adalah panggung simbolik dari “perjamuan kekuasaan”—di mana gesture, pakaian, dan siapa berdiri di mana, lebih vokal dari pidato kenegaraan manapun. Kajian linguistik terapan dalam konteks ini menunjukkan bahwa jamuan makan atau pertemuan seremonial memiliki muatan komunikasi non-verbal yang kental. Dalam budaya politik Indonesia, pertemuan fisik seperti ini adalah pesan tersirat: harmoni semu, atau upaya menutup retakan yang menganga.

Try Sutrisno jelas tidak mundur. Seruan pemakzulan terhadap Gibran masih ia gaungkan sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik politik dinasti dan pelanggaran konstitusi. Namun di balik itu, publik menyaksikan bagaimana Prabowo memainkan peran sebagai dirigen, mengatur irama ketegangan agar tetap terdengar merdu di telinga rakyat. Ia mempertemukan lawan dan kawan di satu ruang, mengesankan stabilitas, meski substansi konfliknya belum selesai.

Prabowo tidak hanya sedang menunjukkan kekuatan politik, tapi juga kecerdikan dalam mengelola opini. Ini yang membuat analis wacana kritis melihat bahwa kekuasaan dalam politik tidak hanya dibangun melalui argumen, tetapi juga melalui kontrol atas simbol, ruang, dan narasi publik. Bahasa tubuh, kehadiran tokoh, dan framing media menjadi instrumen dominasi yang halus namun efektif.

Makna linguistik dari “jamuan kekuasaan” ini terletak pada kemampuannya membungkus konflik dalam balutan harmoni. Prabowo mempertemukan Megawati, Gibran, dan bahkan Try, bukan untuk menyatukan visi, tapi untuk mengontrol persepsi. Sebuah komunikasi politik tingkat tinggi, di mana yang tidak dikatakan justru paling keras berbicara.

Publik pun dibuat semakin bingung: apakah ini bentuk rekonsiliasi, sandiwara politik, atau pengalihan isu? Namun satu hal pasti, wacana pemakzulan yang terus digaungkan Try Sutrisno menjadi ancaman simbolik bagi stabilitas awal pemerintahan Prabowo-Gibran. Meski tertutup dalam jamuan simbolis, luka politik tetap menganga, menunggu momentum baru untuk meledak.

Continue Reading

Review

Listyo Sigit Tetap Kapolri, Tak Tergoyahkan

Istana tegaskan Jenderal Listyo Sigit Prabowo tetap Kapolri dan aktif bekerja, meski isu pencopotan kembali mencuat.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Spekulasi politik soal perombakan elite keamanan nasional kembali mencuat, kali ini menyasar posisi Kapolri. Namun, Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali membuktikan dirinya bukan sosok yang mudah digoyang.

Sinyal kuat datang langsung dari lingkar dalam kekuasaan. Sekretaris Kabinet, Letkol Teddy Indra Wijaya, dengan nada tegas membantah kabar pencopotan itu.

“Kapolri Sigit masih aktif dan menjalankan tugas seperti biasa. Bahkan kemarin baru saja menghadap Presiden untuk menyampaikan laporan bulanan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).

Pernyataan itu bukan sekadar klarifikasi. Di tengah hiruk-pikuk isu reshuffle dan ketegangan di tubuh pemerintahan, pernyataan ini seolah menampar keras para penyebar spekulasi. Lebih dari itu, ini menjadi penegasan bahwa Prabowo dan Sigit masih sejalan, bahkan saling menopang dalam menjaga ritme pemerintahan yang tengah bersiap menempuh fase barunya.

Bukan kebetulan jika sehari setelah isu ini merebak, Jenderal Sigit justru muncul di rombongan Presiden dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Barat. “Pak Kapolri ikut dalam kunjungan kerja Presiden ke Kalbar, mau meninjau panen jagung,” lanjut Teddy. Kegiatan ini, yang di permukaan tampak sebagai agenda kerja biasa, sebetulnya menyimpan makna politis yang dalam. Di tengah situasi yang memanas, tampilnya Kapolri bersama Presiden merupakan bentuk konsolidasi kekuasaan dan loyalitas yang sedang diuji.

Di balik layar, jabatan Kapolri bukan posisi sembarangan. Dalam lanskap politik Indonesia, terutama di masa transisi pemerintahan, posisi ini menjadi titik strategis. Stabilitas keamanan dan pengaruh terhadap kebijakan hukum menjadikan Kapolri sebagai salah satu pilar utama dalam struktur kekuasaan nasional.

Maka tak heran, kabar soal pencopotan Sigit langsung membakar diskusi di berbagai ruang politik, baik terbuka maupun tertutup. Namun sampai detik ini, semua upaya menggoyang kursi Kapolri tak membuahkan hasil. Justru sebaliknya, kehadiran Sigit di setiap momen penting pemerintahan menunjukkan bahwa ia masih dipercaya dan dibutuhkan.

Sumber internal yang dekat dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto menyebut bahwa Jenderal Sigit akan tetap menjabat hingga masa pensiunnya tiba. “Nanti diganti setelah Listyo memasuki pensiun,” ujarnya singkat, namun penuh makna. Ini memperkuat kesan bahwa tidak ada ruang untuk intervensi politik jangka pendek dalam keputusan strategis seperti ini.

Di tengah wacana liar yang terus bergulir, Istana kini memberi penegasan. Dan Sigit, dengan langkah tenangnya, tampaknya lebih sibuk bekerja ketimbang meladeni isu. Yang jelas, hingga saat ini, Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih berdiri kokoh di pucuk kepolisian Indonesia.

Continue Reading

Ruang Sujud

Kesalahan Umum Saat Lempar Jumrah dan Cara Menghindarinya

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Meskipun lempar jumrah adalah bagian penting dari ibadah haji, banyak jemaah yang tanpa sadar melakukan kesalahan dalam pelaksanaannya. Kesalahan-kesalahan ini bisa berdampak pada keabsahan ibadah atau bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Salah satu kesalahan paling umum adalah melempar batu secara bersamaan, bukan satu per satu. Padahal syariat mengatur agar jemaah melempar tujuh batu kecil secara terpisah, dengan membaca takbir di setiap lemparan. Melempar beberapa batu sekaligus hanya dihitung satu lemparan saja, dan bisa menyebabkan kurang dari tujuh lemparan sah.

Kesalahan berikutnya adalah menggunakan batu yang terlalu besar atau benda sembarangan seperti sandal atau botol. Nabi Muhammad ﷺ mencontohkan batu yang digunakan seukuran ujung jari atau biji kacang. Melempar benda besar bukan hanya tidak sah, tapi juga membahayakan keselamatan jemaah lain.

Banyak jemaah juga salah arah, yaitu tidak mengarah ke pilar jumrah dengan tepat. Beberapa hanya melempar asal, tanpa memastikan batu masuk ke kolam tempat pilar berada. Padahal, lemparan yang tidak masuk ke area yang ditentukan tidak dihitung sah.

Selain itu, ada pula yang tidak menjaga urutan lemparan saat hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah). Lemparan harus dimulai dari Jumrah Ula, lalu Wustha, dan terakhir Aqabah. Melanggar urutan ini bisa mengacaukan pelaksanaan ibadah karena tiap hari memiliki struktur yang teratur.

Menyerobot atau mendesak jemaah lain saat melempar juga termasuk kesalahan yang merusak adab dan bisa menimbulkan bahaya. Beberapa jemaah memaksakan diri ingin berada di posisi paling depan agar lemparannya “lebih afdol”, padahal pelemparan dari jarak jauh tetap sah asal masuk area.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, jemaah disarankan untuk:

Mengikuti bimbingan dari pembimbing ibadah haji secara cermat.

Mempersiapkan batu yang sesuai ukuran sejak di Muzdalifah atau Mina.

Mengikuti jadwal lempar jumrah yang telah ditentukan petugas haji demi menghindari kerumunan.

Memastikan jumlah lemparan dengan menghitung setiap kali melempar sambil membaca “Allahu Akbar”.

Menjaga niat dan kesabaran, tidak terburu-buru, dan menghindari emosi saat berada di lokasi yang padat.

Bagi jemaah yang lanjut usia, sakit, atau perempuan yang rentan terdorong dalam kerumunan, sebaiknya meminta bantuan atau melakukan badal jumrah (diwakilkan oleh orang lain yang mampu).

Dengan memahami kesalahan umum ini dan menghindarinya, jemaah dapat melaksanakan lempar jumrah dengan lebih tenang, khusyuk, dan sah secara syariat. Ibadah haji bukan hanya soal menyelesaikan rangkaian ritual, tetapi tentang menjaga niat, disiplin, dan keselamatan dalam setiap amal.

Continue Reading

Sportechment

Menanti Pembuktian Marquez Sang Penakluk Sirkuit Aragon, Lihat Jadwalnya

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Ajang MotoGP 2025 memasuki seri kedelapan yang akan digelar di Sirkuit MotorLand Aragon, Spanyol, pada Jumat (6/6) hingga Minggu (8/6).

Balapan ini menjadi sorotan karena berlangsung di lintasan yang dikenal sebagai “kandang” Marc Marquez—pembalap yang mendominasi Aragon dengan enam kemenangan dan enam pole position sepanjang kariernya.

Namun, musim ini menghadirkan dinamika baru. Kemenangan mengejutkan Marco Bezzecchi di GP Inggris di Silverstone pada 25 Mei lalu menjadi pengingat bahwa peta persaingan MotoGP 2025 semakin tak tertebak.

Meski Aragon merupakan sirkuit andalan Marquez, performanya bersama Ducati Lenovo belum sepenuhnya konsisten. Di GP Inggris, Marquez sempat kehilangan kontrol dan gagal finis maksimal, menimbulkan tanda tanya besar mengenai peluangnya di kandang sendiri.

Situasi ini membuka peluang bagi para pesaingnya, termasuk sang adik, Alex Marquez, yang berharap bisa memanfaatkan celah dan mencuri kemenangan di Aragon. Tak kalah berbahaya adalah rekan setim Marc, Francesco Bagnaia, yang sudah dua kali merebut pole position di sirkuit ini dan berpotensi memberi kejutan.

Jadwal Lengkap GP Aragon 2025 (WIB):

  • Latihan Bebas 1: Jumat (6/6), 15.45–16.30
  • Latihan: Jumat (6/6), 20.00–21.00
  • Latihan Bebas 2: Sabtu (7/6), 15.10–15.40
  • Kualifikasi 1: Sabtu (7/6), 15.50–16.05
  • Kualifikasi 2: Sabtu (7/6), 16.15–16.30
  • Sprint Race: Sabtu (7/6), 20.00
  • Balapan Utama: Minggu (8/6), 19.00

Dengan semakin ketatnya persaingan dan munculnya nama-nama baru dalam daftar pemenang, seri Aragon dipastikan akan menjadi salah satu tontonan paling menarik musim ini. Mampukah Marc Marquez kembali berjaya di kandang sendiri, atau justru kejutan kembali terjadi?

Continue Reading

Sportechment

Usai Bertemu Prabowo di Kertanegara, Pemain Timnas Pulang Bawa Jam Tangan Mewah

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Kemenangan Timnas Indonesia atas China pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 membawa berkah tersendiri. Sebagai bentuk apresiasi, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan hadiah istimewa berupa jam tangan mewah merek Rolex kepada para pemain Skuad Garuda.

Momen pemberian hadiah tersebut berlangsung dalam acara makan siang bersama yang digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (6/6). Seusai acara, para pemain terlihat membawa kantong hitam yang kemudian diketahui berisi kotak berwarna hijau khas jam tangan Rolex.

Salah satu unggahan Instagram Stories milik pemain Timnas, Justin Hubner, memperlihatkan isi kotak yang merupakan jam tangan eksklusif. Beberapa pemain lain seperti Pratama Arhan dan Calvin Verdonk juga tampak membuka hadiah tersebut.

Kemenangan atas China pada Kamis (5/6) menjadi langkah penting bagi Timnas Indonesia dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026. Selain itu, hasil pertandingan lain yang memperlihatkan Arab Saudi mengalahkan Bahrain, memastikan posisi Indonesia di peringkat keempat Grup C dan mengamankan tiket ke babak keempat kualifikasi.

Saat ini, anak asuh Patrick Kluivert tengah dalam masa pemulihan sebelum melanjutkan laga terakhir babak ketiga melawan Jepang, yang dijadwalkan berlangsung Selasa (10/6) di Suita, Jepang. Apapun hasil laga tersebut, posisi Indonesia di peringkat keempat tidak akan berubah.

Dalam sistem kualifikasi, dua tim teratas di setiap grup berhak lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Utara. Sementara itu, tim peringkat ketiga dan keempat akan melanjutkan perjuangan di babak keempat yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025.

Continue Reading

Ruang Sujud

Sejarah Lempar Jumrah: Jejak Perlawanan Nabi Ibrahim terhadap Setan

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Lempar jumrah adalah ritual yang memiliki akar sejarah mendalam, langsung terhubung dengan kisah perjuangan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dalam menghadapi godaan setan. Peristiwa ini menjadi inspirasi utama pelaksanaan lempar jumrah dalam ibadah haji hingga hari ini.

Menurut riwayat yang banyak dikenal, ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk menyembelih putranya, Ismail, setan mencoba menggoda beliau agar ragu dan membatalkan niatnya. Godaan ini terjadi di tiga tempat berbeda. Di setiap tempat itulah, Nabi Ibrahim melemparkan batu ke arah setan sebagai bentuk penolakan dan keteguhan iman.

Ketiga lokasi tersebut kini dikenal sebagai Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah, yang menjadi tempat pelemparan batu dalam ritual haji. Aksi Nabi Ibrahim ini bukanlah bentuk kekerasan fisik, melainkan manifestasi dari tekad bulat untuk tetap taat kepada perintah Tuhan meskipun harus mengorbankan hal yang paling dicintai.

Tak hanya Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail juga dikisahkan mengalami gangguan setan dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan. Namun ketiganya menolak godaan tersebut dengan keimanan yang kokoh. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ujian dan godaan adalah bagian dari perjalanan spiritual manusia.

Sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ, tradisi lempar jumrah ini dilestarikan sebagai bagian dari ibadah haji. Rasulullah sendiri melakukan lemparan dengan batu kecil, membaca takbir di setiap lemparan, dan melakukannya secara tertib sesuai urutan. Beliau juga menekankan bahwa ritual ini adalah untuk mengenang tindakan Nabi Ibrahim dan sebagai simbol pengusiran setan dari kehidupan manusia.

Seiring berjalannya waktu, tempat-tempat jumrah dibangun menjadi pilar permanen, dan kini telah diperluas dengan struktur bertingkat untuk mengakomodasi jutaan jemaah haji dari seluruh dunia. Namun, esensi sejarahnya tetap sama: melawan setan dengan iman dan keteguhan hati.

Pelajaran dari sejarah lempar jumrah sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Setan hadir dalam banyak bentuk: kesombongan, ketamakan, kemalasan, dan kebencian. Dengan melempar jumrah, seorang muslim mengingat kembali perjuangan Nabi Ibrahim dan memperbaharui tekadnya untuk melawan hawa nafsu dan bisikan jahat.

Lempar jumrah bukan sekadar ritual fisik, tapi adalah simbol perlawanan spiritual terhadap segala bentuk kejahatan yang bersemayam di hati dan lingkungan. Semangat Nabi Ibrahim dalam menolak ajakan setan menjadi warisan abadi yang terus dikenang dan diamalkan oleh umat Islam hingga hari ini.

Continue Reading

News

Kurban, Pendidikan dan Misi Peradaban

Published

on

By

Arif Jamali Muis
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dan Staf Khusus Mendikdasmen

Pada hari Jum’at, 6 Juni 2025, umat Islam di seluruh penjuru tanah air akan menunaikan ibadah Idul Adha, sebuah momen religius yang sarat makna spiritual. Pada hari itu, setiap muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih kurban pada hari nahar, tepat pada tanggal 10 atau hari tasyrik yang berkisar tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah. Seiring gema takbir dilanjutkan dari masjid-masjid, umat Islam juga menyulam doa dan pengharapan. Takbir tersebut bukan hanya sekadar simbol perayaan belaka, melainkan juga ungkapan pengangungan atas kebesaran nama Allah SWT.

Dalam khazanah bahas Arab, istilah kurban berasal dari bakar kata qarraba–yaqrabu–qurbanan, yang bermakna mendekat atau menghampiri. Dalam konteks keagamaan, kurban dimaknai sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ketaatan dan keikhlasan. Kurban juga dikenal dengan istilah al-udhiyah, yang merujuk pada hewan ternak yang disembelih pada hari raya Idul Adha sebagai bentuk penghambaan dan pengorbanan di hadapan Sang Khalik.

History Idul Adha

Dalam Tafsir al-Misbah (2002), M Quraish Shihab menguraikan bahwa akar historis ibadah kurban dapat ditelusuri sejak masa dua putra Nabi Adam, yakni Habil dan Qabil. Ketika Allah memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan kurban, Qabil—seorang petani—menyuguhkan hasil panennya, sedangkan Habil, yang berprofesi sebagai peternak, mempersembahkan kambing terbaik yang dimilikinya. Allah menerima kurban Habil, tetapi tidak demikian dengan Qabil. Peristiwa ini menjadi pelajaran awal tentang pentingnya ketulusan niat dan kualitas persembahan dalam setiap bentuk pengabdian kepada Tuhan. Peristiwa ini terekam dalam QS. Al-Ma’idah [5]: 27.

Secara formal, perintah berkurban merujuk pada peristiwa monumental dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih putra tercinta, Ismail AS, ketaatan keduanya diuji dalam momen yang amat menggugah. Dalam kepasrahan penuh, saat pisau nyaris menyentuh leher Ismail, datanglah pertolongan Ilahi: Allah mengganti sosok Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Kisah penuh kepatuhan dan keajaiban ini terekam dalam QS. As-Saffat [37]: 102.

Sejarah ritual idul adha dalam pandangan Haedar Nashir (2024) telah menjadi simbol dekonstruksi ruhaniah, dimana manusia mencoba keluar dari belenggu hasrat primitif, beranjak menjadi manusia yang bermartabat. Maka dalam ibadah qurban itu, tercermin nilai-nilai pendidikan yang relevan untuk di satu sisi membangun kualitas pribadi, saat yang sama juga menata pranata sosial di masyarakat. Idul Adha dengan demikian diharapkan melahirkan keshalehan individual yang berjalan selaras dengan keshalehan sosial.

Makna Pedagogi Idul Adha

Idul Adha, beserta seluruh rangkaian ibadah yang menyertainya, merupakan sebuah madrasah peradaban—tempat umat belajar dan membentuk diri secara kolektif. Dalam spirit Idul Adha, terkandung nilai-nilai paedagogis yang mendalam: pertama, ia adalah pendidikan karakter yang menanamkan nilai integritas diri, tentang bagaimana sesunguhnya manusia mengukuhkan ketaatan bahkan ketika ketaatan tersebut kendati harus melawan kenyamanan. Dari figur Nabi Ibrahim, tercermin potret manusia yang menjunjung tinggi panggilan ilahi di atas keterikatan biologis.

Kedua, kurban memuat nilai-nilai empati dan kepekaan sosial. Kala sepotong daging disalurkan pada tangan manusia yang membutuhkan uluran tangan, ia sekaligus menjadi pesan luhur bahwa kesalehan sejati tak mungkin tumbuh dari egoisme diri. Ia membutuhkan tali kasih dan mekanisme distribusi ekonomi. Maka dalam persepktif sosial dan ekonomi, ritual kurban sejatinya ijtihad meranggas ketimpangan, penolakan terhadap penumpukan harta secara berlebihan. Maka pada hari itu, manusia dituntun untuk memastikan tak ada manusia yang diabaikan dari kegembiraan hari raya.

Ketiga, idul adha hakikatnya momentum tazkiyatun nafs, pemurnian jiwa dari segala syahwat materi. Dalam diri Idul Adha, manusia diundang untuk bersedia melakukan otokritik atas keterikatan pada dunia yang fana. Manusia diajak untuk menyelami ketenangan jiwa (nafs al-muthmainnah) yang tak tergoda oleh kenikmatan semu, namun tenteram dalam kepasrahan kehendak ilahi. Jiwa seperti ini niscaya dirindukan langit, jiwa yang berpulang pada pelukan ilahi dalam keadaan suci.

Misi Membangun Peradaban

Dari nilai-nilai dasar itulah, semangat kurban semestinya ditransformasikan menjadi energi kebudayaan. Lebih dari sekadar ibadah, ia adalah landasan pedagogis untuk membangun pranata sosial di masyarakat. Pendidikan sejati hakikatnya bukan sekadar mengisi otak dengan kumpulan data, namun juga membentuk manusia yang tangguh, empatik dan rela berbagi. Melalui madrasah seperti ini, maka lahirlah generasi yang sadar bahwa peradaban tumbuh dari kolektivitas, bukan dari egoisme.

Peradaban yang bermartabat tidak lahir dari tangan-tangan yang menggenggam erat dunia, melainkan tumbuh dari hati yang terbuka untuk memberi. Maka semangat Idul Adha hendaknya menjadi pijakan untuk mendidik manusia lewat pendidikan dalam keluarga, sekolah dan institusi sosial.

Dalam konteks kebangsaan, spirit idul kurban terefleksi dalam upaya menata ulang arah pembangunan nasional. Pembangunan dalam hal ini tak boleh sekadar memburu infrastruktur fisik belaka, melaikankan juga harus membangun ‘intrastruktur’ moral, spiritual dan intelektual.
Semoga gema takbir yang menggetarkan langit Idul Adha ini bukan hanya jadi nyanyian sesaat, tetapi menjadi gema kesadaran yang merasuk ke relung batin bangsa. Agar dari setiap tetes darah kurban, lahir semangat baru: membangun Indonesia bukan hanya sebagai negara, tetapi sebagai peradaban yang luhur—tempat tumbuhnya manusia-manusia yang siap memberi, bukan hanya meminta. Walahualam Bishowab.

Continue Reading

Ruang Sujud

Tata Cara Lempar Jumrah: Panduan Lengkap untuk Jemaah Haji

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Lempar jumrah adalah salah satu rukun wajib dalam ibadah haji yang dilaksanakan di Mina, dan memiliki prosedur pelaksanaan yang telah diatur dengan rinci dalam syariat Islam. Ketaatan terhadap tata cara ini menjadi bagian penting dari kesempurnaan ibadah haji seorang muslim.

Secara umum, lempar jumrah dilakukan dengan melemparkan tujuh batu kecil ke masing-masing dari tiga jumrah: Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Ketiga jumrah tersebut berjejer dalam satu jalur yang menjadi lokasi khusus di Mina. Namun, tidak semua jumrah dilempar pada hari yang sama.

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah hanya melempar Jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali lemparan. Ini dilakukan setelah melaksanakan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah. Setiap lemparan diiringi dengan bacaan “Allahu Akbar”, menandakan keteguhan hati dalam menolak godaan setan.

Selanjutnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari-hari tasyrik), jemaah melempar ketiga jumrah secara berurutan: dimulai dari Jumrah Ula, dilanjutkan dengan Wustha, dan diakhiri dengan Aqabah. Masing-masing jumrah dilempar dengan tujuh batu, dengan total 21 batu per hari. Jemaah dapat memilih hanya dua hari (11 dan 12 Dzulhijjah) dan meninggalkan Mina setelahnya (nafar awal), atau menambah satu hari lagi hingga tanggal 13 (nafar tsani).

Batu yang digunakan untuk lempar jumrah adalah batu kecil seukuran ujung jari atau kelereng kecil, bukan batu besar. Batu tersebut diambil saat mabit di Muzdalifah, atau bisa juga diambil dari area Mina selama sesuai ukuran dan ketentuan. Batu harus dilempar satu per satu, tidak boleh sekaligus, dan harus benar-benar masuk ke dalam kolam tempat pilar jumrah berada.

Jemaah juga harus menjaga niat dan tidak terburu-buru. Lempar jumrah bukan sekadar “menyelesaikan tugas”, melainkan ibadah yang penuh makna. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir selama melaksanakan ritual ini.

Karena situasi di lokasi bisa sangat padat dan panas, Pemerintah Arab Saudi membagi waktu pelaksanaan lempar jumrah untuk mencegah penumpukan. Jemaah Indonesia umumnya mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh petugas haji agar pelaksanaan tetap aman dan lancar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tidak mendorong atau menyakiti jemaah lain, menghindari membawa barang berat, serta memperhatikan kondisi fisik. Bila memungkinkan, jemaah lanjut usia atau sakit dapat diwakilkan oleh orang lain untuk melaksanakan lempar jumrah (badal).

Dengan mengikuti tata cara lempar jumrah secara tertib, jemaah tidak hanya menyempurnakan ibadah haji secara teknis, tetapi juga menunjukkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah dalam bentuk paling nyata.

Continue Reading

News

Makna dan Hikmah di Balik Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Yusuf Hasyim

Published

on

Mobitorday.com – Lempar jumrah bukan sekadar ritual simbolik dalam ibadah haji, tetapi sarat makna spiritual yang mendalam. Ibadah ini merupakan bentuk nyata dari perlawanan terhadap godaan setan, sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ketika digoda oleh Iblis.

Dalam pelaksanaannya, jemaah melemparkan batu kecil ke tiga pilar (jumrah ula, wustha, dan aqabah) yang melambangkan tempat munculnya setan untuk menggoda Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Tindakan melempar ini bukan bertujuan menyakiti setan, melainkan sebagai simbol tekad untuk menolak segala bentuk bisikan dan godaan yang menjauhkan diri dari jalan Allah.

Makna yang terkandung dalam lempar jumrah mencakup kesadaran bahwa setiap manusia akan selalu menghadapi ujian dan godaan dalam hidupnya. Dengan melempar batu ke jumrah, seorang muslim diingatkan untuk melawan hawa nafsu, kesombongan, dan dorongan negatif lainnya. Ritual ini menjadi semacam deklarasi bahwa dirinya siap untuk menghadapi ujian hidup dengan keimanan dan keteguhan hati.

Selain sebagai perlawanan terhadap setan, lempar jumrah juga menyimbolkan pembersihan diri dari sifat-sifat buruk. Setiap batu yang dilempar bisa dimaknai sebagai simbol dari satu keburukan yang ingin dibuang: amarah, iri hati, keserakahan, dendam, dan lain-lain. Dalam konteks ini, lempar jumrah menjadi momentum refleksi dan transformasi spiritual.

Hikmah lain dari lempar jumrah adalah latihan disiplin dan ketaatan. Dalam kondisi ramai, panas, dan penuh tantangan fisik, jemaah tetap harus melaksanakan ritual ini sesuai tuntunan. Hal ini mengajarkan pentingnya kesabaran, kebersamaan, dan keikhlasan dalam beribadah.

Ibadah lempar jumrah juga memperkuat koneksi historis dan spiritual umat Islam dengan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Kita tidak hanya membaca kisahnya di Al-Qur’an, tetapi juga menghidupkan kembali perjuangan mereka melalui tindakan konkret dalam ibadah haji.

Pada akhirnya, lempar jumrah adalah pelajaran besar tentang keteguhan hati, pengendalian diri, dan pengusiran bisikan setan dalam berbagai bentuknya. Melalui ritual ini, jemaah diajak untuk tidak hanya menyucikan tubuh dengan ihram, tetapi juga membersihkan hati dari segala bentuk penyakit batin.

Continue Reading

Sportechment

Prabowo Bangga Timnas Bekuk China: Perjalanan Belum Usai, Siapa Tahu ke Piala Dunia

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas kemenangan penting yang diraih Tim Nasional Indonesia saat menjamu China pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/6) malam.

Prabowo menyaksikan langsung laga tersebut dari tribun kehormatan. Seusai pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 untuk Indonesia, ia memberikan pernyataan singkat namun penuh makna kepada awak media.

“Ya, kita bersyukur kita berhasil,” ujar Presiden Prabowo di Lobi Barat SUGBK, Jakarta.

Meskipun mengapresiasi hasil positif yang diraih skuad Garuda, Prabowo menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir. Ia menyoroti laga krusial berikutnya melawan Jepang yang akan sangat menentukan nasib Indonesia di jalur menuju Piala Dunia.

“Perjalanan masih ada tantangan. Kita harus menang lawan Jepang. Tapi insyaallah, siapa tahu kali ini kita beruntung bisa masuk Piala Dunia. Siapa tahu,” kata Prabowo sembari tersenyum dan menengadahkan tangan tanda syukur saat ditanya soal keberuntungan dirinya menyaksikan kemenangan langsung untuk kedua kalinya.

Laga melawan China menjadi salah satu pertandingan penting dalam perebutan tiket menuju Piala Dunia. Indonesia unggul pada menit ke-45 lewat penalti Ole Romeny, setelah Ricky Kambuaya dilanggar oleh Zexiang Yang di dalam kotak terlarang. Keputusan penalti diambil setelah wasit Rustam Lutfullin dari Uzbekistan mengecek tayangan VAR.

Romeny yang tampil sebagai algojo tak menyia-nyiakan peluang, dan sukses mengecoh kiper China, Wang Dalei. Gol ini sekaligus menjadi yang ketiga bagi Romeny sejak debut bersama Timnas Indonesia pada Maret lalu.

Kemenangan atas China disambut dengan euforia luar biasa di Stadion GBK. Puluhan ribu suporter bergemuruh merayakan hasil positif ini, terlebih dengan kehadiran langsung Presiden Prabowo yang ikut larut dalam selebrasi.

Dengan hasil ini, Indonesia menempati posisi ketiga di klasemen grup dan terus menjaga asa untuk lolos ke putaran berikutnya. Namun, laga melawan Jepang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi skuad asuhan Patrick Kluivert.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Review6 hours ago

Perjamuan Kekuasaan di Meja Makan

Review6 hours ago

Listyo Sigit Tetap Kapolri, Tak Tergoyahkan

Ruang Sujud9 hours ago

Kesalahan Umum Saat Lempar Jumrah dan Cara Menghindarinya

Sportechment11 hours ago

Menanti Pembuktian Marquez Sang Penakluk Sirkuit Aragon, Lihat Jadwalnya

Sportechment13 hours ago

Usai Bertemu Prabowo di Kertanegara, Pemain Timnas Pulang Bawa Jam Tangan Mewah

Ruang Sujud13 hours ago

Sejarah Lempar Jumrah: Jejak Perlawanan Nabi Ibrahim terhadap Setan

News14 hours ago

Kurban, Pendidikan dan Misi Peradaban

Ruang Sujud18 hours ago

Tata Cara Lempar Jumrah: Panduan Lengkap untuk Jemaah Haji

News21 hours ago

Makna dan Hikmah di Balik Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Sportechment1 day ago

Prabowo Bangga Timnas Bekuk China: Perjalanan Belum Usai, Siapa Tahu ke Piala Dunia

Sportechment1 day ago

Ole Romeny Cetak Gol Lagi, Timnas Indonesia Tumbangkan China

Sportechment1 day ago

Wuih! Awali Petualangan Global, Jumbo Rambah Bioskop Rusia hingga Kyrgystan

Ruang Sujud1 day ago

Idul Adha di Era Digital: Tetap Bermakna Meski Berbeda Cara

News1 day ago

Seskab Teddy Gercep Tanggapi Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat

Ruang Sujud2 days ago

Tradisi Kurban: Antara Ibadah, Sosial, dan Kearifan Lokal

News2 days ago

Prabowo Salurkan 985 Sapi Kurban di Iduladha 1446 H, Terberat Capai 1,3 Ton

News2 days ago

Jerman Jatuhkan Hukuman Seumur Hidup Kepada Mantan Milisi Suriah

Sportechment2 days ago

5 Pemain Dicoret, Ini Skuad Final Timnas Indonesia Jelang Laga Kunci vs China

News2 days ago

Trump Larang Warga dari 12 Negara Masuk AS, Lha Kok Kenapa?

Ruang Sujud2 days ago

Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha yang Sering Terlupakan