Monitorday.com – Pemilu Prancis menguak tindakan para Zionis merangkul kelompok yang benci dengan bangsa Yahudi ketimbang pro-Palestina.
Keberhasilan koalisi sayap kiri yang dipimpin Insoumise La France mengejutkan komunitas Yahudi di Prancis dan pihak-pihak di Israel.
Harapan kelompok sayap kanan untuk memenangkan pemilu dan membela Israel kandas dalam pemilihan tahap kedua pada Ahad (7/7/2024).
Media Yahudi Forward melansir, kelompok sayap kanan sedianya musuh lama Yahudi Prancis.
Pendiri gerakan itu, Jean-Marie Le Pen, berulang kali dihukum karena ujaran kebencian dan penyangkalan Holocaust.
Pendiri lainnya, Pierre Bousequet, pernah bertugas di Waffen-SS Partai Nazi saat Jerman menguasai Prancis.
Kandidat National Rally kedapatan mengenakan yarmulk bergambar swastika.
Marie Le Pen mencoba mengobati citra partainya dengan mendekati kelompok Zionis di Prancis.
Marie Le Pen pelan-pelan mengubah citra antisemit partainya dengan menargetkan umat Islam dan imigran.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dibalas dengan perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Beberapa politisi sayap kiri menolak mengutuk serangan Hamas terhadap Israel.
Le Pen mengecam serangan Hamas dan mendorong posisi pro-Israel.
CRIF mendesak komunitas Yahudi menolak kelompok sayap kanan dan sayap kiri.
Menjelang pemungutan suara, beberapa suara Yahudi mendukung partai Le Pen.
Serge Klarsfeld mendukung National Rally dengan alasan mendukung Yahudi dan Israel.
Kelompok kiri Insoumise La France menegaskan dukungannya terhadap Palestina.
Jean-Luc Mélenchon membela Palestina melawan Israel sejak awal 2010.
Mélenchon mendukung demonstrasi anti-Israel dan gerakan BDS pada 2014.
Kritik Yahudi Prancis terhadap Mélenchon semakin ganas sejak 7 Oktober.
Mélenchon menolak menggambarkan Hamas sebagai organisasi teroris dan menyebutnya pasukan kombatan.