Monitorday.com – Perum Perhutani bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pelestarian ulat sutra Galur Murni (ras Jepang-China) yang merupakan aset nasional.
Kerja sama ditandai penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan penyerahan 23 jenis Galur induk ulat sutra Bombyx mori L kepada Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN.
Penyerahan induk ulat sutra dari Pusat Pembibitan Ulat Sutra (PPUS) Candiroto Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara ini dilakukan di Ruang Rapat Lantai 2, Gedung Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Bogor, pada Kamis (5/9).
Kepala Departemen Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Perhutani Imam Suyuti menyampaikan, PPUS Candiroto merupakan salah satu produsen bibit ulat sutra (telur ulat sutra) milik pemerintah di bawah naungan Perum Perhutani KPH Kedu Utara.
PPUS Candiroto terletak di Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Km 37 Jurusan Temanggung-Weleri Jawa Tengah.
Imam menambahkan, tujuan didirikannya PPUS Candiroto untuk memperoleh bibit ulat yang memiliki sifat unggul sehingga dapat mencapai tingkatan swasembada bibit ulat sutra yang berkualitas dalam rangka menunjang pengembangan persuteraan alam nasional.
Dan tentunya dalam pemeliharaannya membutuhkan tenaga ahli yang secara eksisting melakukan pemeliharaan dan produksi pakan ulat (kebun murbei) dan pemeliharan siklus hidup 23 jenis bibit ulat (ulat, kokon, kupu, telur).
“Kami mewakili top manajemen Perhutani mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada BRIN, khususnya Pusat Riset Zoologi Terapan sehingga acara pada hari ini dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Kami juga berharap, tambah Imam, ke depannya kerja sama yang baik ini dapat berlanjut pada objek kegiatan lainnya tentunya melalui MoU dengan BRIN karena memiliki peneliti yang ahli di bidangnya maupun sarana prasarana teknologi yang modern.
Sementara Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN Delicia Yunita Rahman memaparkan, BRIN berada di bawah perintah langsung bapak Presiden Republik Indonesia (RI) sedangkan di dalam struktur organisasi BRIN, Pusat Riset Zoologi Terapan berada di bawah Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan.
Delicia menerangkan, Pusat Riset Zoologi Terapan memiliki 8 kelompok riset yaitu Struktur dan Fungsi Morfologi Hewan, Formulasi dan Komposisi Pakan, Pola Makan dan Pakan pada Hewan.
Kemudian, Struktur dan Pengelolaan Populasi Hewan, Bioproses Pakan, Konservasi Plasma Nutfah, Monitoring Perilaku Hewan dan terakhir Fisiologi, Biokimia, dan Perilaku Hewan.
Zoologi terapan, lanjut Delicia, merupakan penerapan ilmu dasar tentang hewan untuk mendapatkan solusi kehidupan sehari-hari dan sejak tahun 2023 terbentuklah 4 klaster riset mencakup aspek hewan dan aspek-aspek kesejahterannnya.
Untuk ulat sutra sendiri diharapkan tidak berhenti dengan adanya penyerahan galur ini saja, ke depan pihaknya berharap ada tindak lanjut dengan melibatkan universitas sebagai bagian dari pengembangan program.
“Kami juga menyambut baik adanya rencana MoU dengan Perhutani, harapannya di awal tahun 2025 kita bisa berkolaborasi pada bidang lainnya,” terangnya.