Monitorday.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merancang strategi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui program Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 di Jawa Tengah dengan pendekatan agama. Pendekatan ini dianggap efektif untuk mendukung program tersebut.
Dalam rangka implementasi Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK. 168/MENLHK/PKTL/PLA.1/2022 tentang Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, digelar Sosialisasi Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Region Jawa di Semarang, Jawa Tengah.
Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Tasdiyanto, menyatakan bahwa koordinasi dengan Pemprov Jateng akan dilakukan dengan pendekatan sains, ilmiah, dan bahasa yang mudah dipahami masyarakat.
“Pemprov Jateng punya gagasan bagus dengan pendekatan agama karena masyarakatnya taat beragama,” kata Tasdiyanto di acara di Hotel Tentrem, Semarang, Rabu (29/5/2024).
Tasdiyanto menjelaskan bahwa melibatkan ulama dalam sosialisasi sudah pernah dilakukan dan akan lebih dikembangkan untuk teknik sosialisasinya ke depan.
Dalam sambutannya, Tasdiyanto menjelaskan tentang rencana aksi mitigasi dan adaptasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Region Pulau Jawa, yang memuat upaya menyerap biomassa karbon dan emisi untuk pengendalian perubahan iklim.
“Upaya-upaya menyerap biomassa karbon dan emisi dengan pendekatan daya dukung dan daya tampung air, tingkat kekritisan lahan, kerawanan erosi dan limpasan di Region Jawa sehingga ditargetkan tujuh aksi mitigasi Rencana Operasional di Region Jawa,” ujarnya.
Tasdiyanto juga menyebutkan bahwa ketersediaan air di Jawa Tengah telah terlampaui, menjadi potensi besar untuk menyusun aksi mitigasi pengurangan emisi GRK.
“Ketersediaan air di Jawa Tengah sebesar 31.032.527.608,75 m³/tahun, sedangkan pemanfaatannya mencapai 32.719.164.930,76 m³/tahun,” katanya.
Ketua Harian I Tim Kerja FOLU Net Sink 2030, Ruandha Agung Sugardiman, menyatakan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi meliputi lima sektor, yaitu FOLU, energi, industri, sampah, dan pertanian.
“Folu bertanggung jawab atas 60 persen penurunan emisi GRK. Penyusunan rencana operasional telah dilakukan di 28 provinsi dan sedang disusun untuk Region Jawa,” jelas Ruandha.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyambut baik agenda FOLU Net Sink 2030 dan berharap kolaborasi ini bisa lebih efektif dalam menangani kerusakan lingkungan di Jawa Tengah.
“Kondisi di Jateng berat karena kerusakan lingkungan. Dengan program ini, kolaborasi bisa lebih kuat dan komitmen untuk memperbaiki lingkungan lebih nyata,” tegasnya.