Monitorday.com – Strategi menyerang yang dilakukan oleh PDI Perjuangan dinilai akan mempercepat migrasi atau pergeseran loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya mendukung Ganjar Pranowo beralih dukungannya ke Prabowo Subianto.
“Meskipun mungkin tidak disadari turut membantu eksodus basis Pak Jokowi dari Ganjar ke Prabowo karena basis pendukung Ganjar sebagian besar adalah loyalis Pak Jokowi,” ujar Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi, kepada wartawan, Rabu (29/11).
“Karena bagaimanapun Mas Ganjar ini awalnya putra mahkota Pak Jokowi. Tapi kemudian ada perbedaan rute dan itu yang kemudian mempercepat proses eksodus,” sambungnya.
Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta ini menyebutkan, jika strategi ini diteruskan, maka bukan tidak mungkin pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan finis di posisi ke-tiga.
“Hal itu ditandai dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh Polling Institute yang mencatat adanya penurunan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dari 36 persen ke 24 persen,” jelasnya.
Karena itu, ia menilai dari tiga pasangan calon yang ada, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diunggulkan untuk lolos ke putaran kedua Pilpres, karena hingga saat ini belum ada satu pun lembaga survei yang memberikan analisis akan terjadinya Pilpres satu putaran.
“Yang belum pasti adalah siapa yang mendampingi Prabowo-Gibran kalau misalnya Prabowo gagal mendapatkan magic number 50+1 (persen),” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini.
Menurut Burhanuddin, pada tituk itulah pasangan Anies-Muhaimin memiliki potensi terbesar untuk dapat menyaingi dan bahkan menyalip elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud untuk menemani pasangan pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres putaran kedua.
“Itu pun dengan syarat kalau Pak Prabowo elektabilitasnya tidak naik lagi,” tandasnya.