Monitorday.com – Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai impor Indonesia pada bulan Oktober 2023 mencapai USD 18,67 miliar, menandai peningkatan sebesar 7,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).
Peningkatan ini dipicu oleh kenaikan impor nonmigas sebesar 10,37 persen, sementara impor migas mengalami penurunan sebesar 3,66 persen (MoM). Kenaikan impor melibatkan seluruh golongan penggunaan barang, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada barang modal sebesar 14,52 persen, diikuti oleh barang konsumsi (9,18 persen), dan bahan baku/penolong (5,87 persen) (MoM).
Barang modal menjadi pendorong utama kenaikan impor, dengan pertumbuhan signifikan pada produk seperti ponsel pintar, peralatan radar militer, komputer pribadi (kecuali laptop/notebook), dan alat penyulingan beroperasi elektrik. Sementara itu, barang konsumsi yang turut menyumbang kenaikan impor meliputi beras setengah giling, minyak medium, dan bahan bakar diesel otomotif.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa “kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2023. Posisi IKK pada bulan ini mencapai 124,2, naik dari 121,7 pada bulan sebelumnya.”
Produk dengan peningkatan impor terbesar pada Oktober 2023 melibatkan kapal, perahu, dan struktur terapung (82,16 persen), logam mulia dan perhiasan/permata (47,12 persen), gula dan kembang gula (46,44 persen), bahan bakar mineral (33,57 persen), serta bahan kimia anorganik (33,18 persen) (MoM).
Namun, beberapa produk mengalami kontraksi impor signifikan, seperti biji dan buah mengandung minyak (-27,13 persen), buah-buahan (-17,65 persen), besi dan baja (-5,30 persen), ampas dan sisa industri makanan (-2,61 persen), serta minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik (-2,16 persen) (MoM).
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia pada Oktober 2023 didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Thailand, yang menyumbang 50,13 persen dari total impor nonmigas. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari Swiss (152,06 persen), Kanada (71,95 persen), Prancis (63,63 persen), Bulgaria (52,88 persen), dan Finlandia (33,87 persen).
Meskipun terjadi peningkatan impor pada Oktober, secara kumulatif, nilai impor selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai USD 183,19 miliar, mengalami penurunan sebesar 7,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya impor nonmigas sebesar 6,08 persen dan migas sebesar 15,81 persen (MoM).