Monitorday.com- Program makan siang gratis untuk anak-anak menjadi salah satu yang digembar-gemborkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, melalui program ini, Prabowo-Gibran berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Jadi memang Pak Prabowo lagi berorientasi kepada manusia. Infrastruktur fisik tentu saja dilakukan, disempurnakan, hingga manusia juga dibangun,” kata Budiman saat menghadiri Konsolidasi Nasional Relawan Prabowo-Gibran Digital Team di The Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
“Saya katakan tadi capres lain hanya janjinya membela rakyat. Kalau Pak Prabowo membela rakyat dan membela calon rakyat yang masih dalam bentuk janin,” ujarnya.
Sementara, anggota Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo, menyebut bahwa program makan siang gratis untuk anak-anak merupakan obsesi Prabowo sejak lama.
“Dan ini semata-mata idenya Prabowo sejak tahun 2006. Saya bersaksi, Prabowo ini terobsesi, setiap kali saya ketemu dia, hampir setiap kali dia bicara gizi, gizi, gizi, susu, ikan, kacang ijo, makanan gratis. Prabowo terobsesi,” kata Hashim di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Jika Prabowo-Gibran terpilih sebagai presiden dan wakil presiden selanjutnya, kata Hashim, program makan siang gratis akan langsung dimulai. Hashim bilang, program ini menyasar sedikitnya 82,9 juta anak Indonesia, termasuk usia belum sekolah.
“Tiap hari nih kita akan berikan makanan gratis untuk 82,9 juta jiwa minimal, minimal,” ucap dia.
Untuk merealisasikan program tersebut, Hashim menyebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 450 triliun per tahun. Jumlah itu, katanya, jauh lebih tinggi daripada anggaran pertahanan di Indonesia.
“Pak Prabowo menganggap ini sangat penting sekali, begitu penting, dana ini 3 kali anggaran pertahanan dan TNI setiap tahun, 3 kali lebih anggaran TNI dan Pertahanan, (hanya) Rp 137 triliun. Dan program untuk makanan gratis Rp 450 triliun,” kata Hashim.
Menurut Hashim, pendanaan program makan siang gratis tidak akan mengambil dari anggaran program bantuan sosial (bansos). Katanya, program ini akan didanai menggunakan anggaran baru.
“Saya bisa katakan karena saya ikut tim pakar, dana ada dan bakal ada, dan ini bukan dari anggaran bansos, aliran bansos. Yang 500 triliun tahun depan itu tetap bansos, kita tidak akan ambil uang bansos untuk ini,” tegas dia.
Skema pendanaan
Terpisah, anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, menyebut bahwa dibutuhkan dana hingga ribuan triliun untuk merealisasikan berbagai program yang diusung Prabowo-Gibran. Program tersebut, bukan hanya makan siang gratis, tetapi juga ekonomi hijau, hingga swasembada pangan dan energi.
“Jadi bukan hanya Rp 1.000 triliun lebih untuk ekonomi hijau, minimal Rp 400 triliun untuk makan siang gratis,” kata Drajad dalam diskusi berjudul Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik yang ditayangkan YouTube Greenpeace Indonesia, dikutip Rabu (20/12/2023).
“Kemudian kita juga ada beberapa ratus triliun untuk target kita swasembada energi dan swasembada pangan. Jadi memang ada kebutuhan dana yang sangat besar,” tuturnya.