MONITORDAY.COM – Bak bola salju, spekulasi menggelinding hanya dalam tempo satu malam menyusul pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin malam 2 Oktober 2023.
Pertemuan yang berlangsung satu jam itu terjadi bersamaan dengan hiruk pikuk penggeledahan Rumah Dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan disebutnya nama Menpora Dito Ariotedjo dalam persidangan kasus korupsi BTS Kominfo.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan pertemuan Presiden RI ke-6, SBY dan Presiden Jokowi tentu membicarakan terkait politik kebangsaan dan politik kenegaraan.
Kamhar meyakini pertemuan itu berdampak positif. Khususnya, dalam menyikapi dinamika politik jelang Pemilu 2024.
“Silaturahmi ini kami yakini akan memberi dampak positif membuat dinamika politik menjadi lebih teduh dan sejuk,” ucap Kamhar.
Sebelumnya, beredar video yang tersebar di kalangan wartawan Istana, SBY datang menggunakan mobil Toyota Vellfire hitam. SBY dikawal oleh sejumlah anggota paspampres. SBY masuk melalui pintu Pos 4 Museum Balai Kirti.
Publik meyakini pertemuan keduanya merupakan upaya Partai Demokrat agar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk ke jajaran kabinet pemerintahan Jokowi. Seiring langkah Partai Demokrat bergabung ke Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebaga Capres 2024.
Diketahui, tinggal Partai Demokrat yang belum mendapatkan jatah menteri dari Koalisi Indonesia Maju yang juga disebut-sebut sebagai ‘Koalisinya Jokowi’ berisikan PAN, Golkar, PBB, Gelora, dan Gerindra.
Menurut sumber monitorday di Partai Demokrat, masuknya AHY ke Kabinet Jokowi diyakini akan memperkuat poros tersebut di Pilpres 2024.
Di sisi lain, dalam berbagai kesempatan AHYselalu mendorong generasi muda di Tanah Air untuk ikut serta memajukan sektor pertanian sekaligus memodernisasi dan meningkatkan produktivitas potensi pertanian.
AHY juga dinilai pantas menjabat Menpora. Sosoknya yang muda dan energik serta predikatnya sebagai Ketua Umum Partai memiliki bergaining tersendiri.
Pertanyaannya kemudian, apakah Presiden Jokowi mau mengambil risiko meningkatnya eskalasi konflik dengan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI-P yang mencalonkan Ganjar Pranowo.