Monitorday.com – Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan menyampaikan secara tegas soal perlawanannya terhadap perilaku korupsi. Salah satun langkahnya dengan mencoret mantan narapidana korupsi yang nyaleg dari partai Gerindra.
Sikap tegas terhadap korupsi ini ternyata datang dari Prabowo sendiri. Melainkan sebuah pesan dari sang ayah, Sumitro Djojohadikusumo ketika masih hidup. Pesan tersebut selalu dipegang oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu terutama ketika ia menempati posisi berpengaruh pada rakyat banyak.
Sosok ayah Prabowo diketahui bukanlah orang sembarangan. Ia merupakan sosok yang berpengaruh di Indonesia. Sumitro merupakan ekonom yang pernah menjabat menteri di era soekarno maupun Soeharto.
Dengan pengalaman itu, ia seakan memotret bagaimana seharusnya seorang pemimpin melakukan tugasnya. Termasuk pesannya ke Prabowo soal sekali-kali berbuat curang dengan korupsi dan berkhianat terhadap rakyat.
“Bapak saya pernah menjadi menteri, tetapi bapak saya selalu mengajari, Jangan sekali-kali mencuri uang rakyat!,” kenang Prabowo dalam sebuah kesempatan.
Pesan sang ayah juga menjadi energi bagi Prabowo untuk kembali ikut dalam kontestasi Pilpres di tahun 2024. Ini berarti yang ketiga kalinya ia ikuti. Meski ketiganya berakhir dengan kekalahan, namun semangat Prabowo tak pernah surut.
Ia menegaskan, hal ini merupakan wujud baktinya terhadap bangsa dan negara. Prabowo mengungkap, jiwa seorang kesatria tidak akan menyerah meski ia telah berkali-kali gagal. Menurutnya, hal tersebut tidak masalah selagi apa yang diperjuangkan itu untuk rakyat.
“Saya dibesarkan sebagai pendekar, ksatria, pejuang, ingin berbakti pada negara dan bangsa,” ujarnya.
Kesempatan Belajar Masalah Bangsa dan Negara
Prabowo pun mengaku keinginannya untuk kembali mencalonkan diri sebagai capres lantaran telah diberikan kesempatan oleh Tuhan belajar mengetahui masalah bangsa dan negara. Dengan kesempatan tersebut, ia merasa terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai capres di 2024.
“Tuhan telah memberi saya banyak kebaikan dan kelebihan. Saya diberi kesempatan untuk memahami persoalan bangsa dan negara. Jadi saya merasa terpanggil, saya harus menyediakan diri, menawarkan diri untuk saya bisa berbuat, mengabdi, memberi sumbangsih yang terbaik pada bangsa dan negara,” tegasnya.
Prabowo pun tak menghiraukan apabila ada olokan yang diarahkan padanya karena telah berkali-kali kalah. Menurut dia, kekalahan bukanlah alasan untuk tidak berbuat kebaikan. Kareanya, ia tak pernah menggubris jika dirinya dihina, difitnah maupun diolok oleh berbagai pihak.
“Kita bersyukur hidup dengan baik. Kita bersyukur pemberian Tuhan, meski diolok, dihina, dihujat, difitnah. Tapi Ada hal-hal yang lebih penting di dunia dan hidup ini. Rakyat kita banyak yang menderita lebih daripada sekedar saya disakiti dan difitnah,” kata Prabowo.