Monitorday.com – Seorang penyidik muda Polri berdiri tegang di depan layar presentasi, matanya terpaku pada data yang menyoroti potensi kerugian negara akibat kebocoran anggaran.
Di belakangnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berbicara dengan penuh semangat, mengingatkan pentingnya peran mereka dalam melindungi uang rakyat.
“Ini bukan sekadar angka,” ujarnya, “ini adalah masa depan bangsa.”
Dalam suasana serius di Ballroom Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Kapolri menghadiri pelatihan peningkatan kemampuan penyidik tindak pidana di sektor perkebunan dan kehutanan.
Acara itu menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen Polri mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto, yang fokus pada menekan kebocoran anggaran demi memastikan optimalisasi penerimaan negara.
Kapolri menjelaskan bahwa Presiden Prabowo telah membentuk satuan tugas khusus yang melibatkan berbagai elemen, termasuk Kejaksaan, TNI, dan Polri, dengan dukungan BPKP. Misi mereka jelas: menutup celah kebocoran anggaran yang dilaporkan mencapai 30 persen. “Ketidakefisienan ini bukan hanya soal angka, tapi soal keadilan bagi rakyat yang berhak menikmati hasil dari sumber daya alam kita,” tegas Kapolri.
Dalam pidatonya, Kapolri menggarisbawahi pentingnya sektor perkebunan dan kehutanan sebagai tulang punggung penerimaan negara. Ia menyoroti masalah keterlanjuran sawit yang menjadi tantangan utama. Menurutnya, sektor ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri, sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya poin kelima yang menekankan hilirisasi sumber daya.
Kapolri juga mengingatkan bahwa tugas ini bukanlah pekerjaan mudah.
“Ini adalah perjuangan bersama. Setiap langkah yang kita ambil, setiap kasus yang kita selesaikan, akan menentukan apakah kita bisa menjaga amanah rakyat,” katanya dengan nada tegas.
Ia meminta seluruh penyidik untuk bekerja dengan integritas tinggi dan fokus pada hasil nyata yang berdampak langsung pada optimalisasi penerimaan negara.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Biro Hukum Kementerian Kehutanan Supardi, Dirjen Gakkum Kementerian Kehutanan Yazid Nurhuda, Dirjen Perkebunan Muhammad Rizal Ismail, dan Peneliti Ahli BRIN Udhi Catur Nugroho. Dari jajaran Polri, hadir Kabareskrim Komjen Wahyu Widada, Astamaops Kapolri Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca, dan Kapolda Kalbar Irjen Pipit Rismanto. Para dirkrimsus dari polda-polda di seluruh Indonesia juga bergabung secara daring.
Semangat dalam ruangan itu terasa membara, mencerminkan urgensi misi besar ini. Kapolri menyampaikan bahwa optimalisasi pendapatan negara bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang membangun kepercayaan rakyat. Ia menutup pidatonya dengan sebuah pesan yang menggema:
“Kita tidak boleh gagal. Ini adalah tanggung jawab kita kepada bangsa dan negara.”
Bagi penyidik muda yang mendengar langsung pidato itu, kata-kata Kapolri menjadi pengingat bahwa di balik setiap laporan yang mereka tangani, ada harapan jutaan rakyat Indonesia. Harapan untuk melihat negara ini berdiri lebih kuat, lebih mandiri, dan lebih sejahtera.