Monitorday.com – Duet Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diyakini sebagai sosok yang memimpin Indonesia pada periode berikutnya. Berdasarkan hasil survei terbaru Indo Barometer, elektabilitas Prabowo Gibran berhasil unggul dari Ganjar Pranowo-Mahfud MD sekaligus Anies Rayid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar.
Dalam survei periode 25-31 Oktober 2023 yang melibatkan sebanyak 1.230 responden, Prabowo-Gibran berhasil menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas 34,2 %. Diikuti pasangan Ganjar-Mahfud MD dengan 26,2 % dan Anies-Muhaimin 18,3 %.
Peneliti Indo Barometer, Christopher Nugroho menjelaskan dari ketiga pasangan yang bertanding pada Pilpres 2024, semuanya memiliki kans untuk menang. Namun, menurut dia, Prabowo-Gibran memiliki keunggulan dari sisi ketegasan dan juga keberanian yang merupakan faktor utama untuk memimpin Indonesia di masa yang akan datang.
“Suara dari tiga pasangan masih terbilang merata, tapi Prabowo-Gibran diunggulkan dari sisi popularitas, dan kecenderungan mayoritas responden memilih alasan tegas dan berani untuk karakter calon pemimpin. Potensi menang satu putaran terbuka,” kata Christopher dalam paparannya secara daring di Jakarta, Sabtu (11/11/2023).
Christopher menekankan, jika pemilih yang masuk kepada kategori undecided voters terdistribusi secara normal, simulasi suara Prabowo diyakini mencapai angka tertingginya sebesar 43,5 %. Menurut dia, hal itu semakin memperkuat kans Prabowo-Gibran untuk terlebih dahulu mencapai angka 50 %.
Tak hanya, unggul dari sisi elektabilitas, berdasarkan survei tersebut, Prabowo identik dengan pemimpin yang memiliki ketegasan, keberanian serta wibawa yang mumpuni dan mampu membawa Indonesia lebih baik ke depan. Sedangkan, cawapres Gibran banyak dinilai sebagai figur muda yang memiliki rekam jejak apik menjadi wali kota Solo.
Maka dari itu, Christopher menyebut, Prabowo-Gibran berpotensi besar untuk menjadi pemenang pada Pilpres 2024. Kombinasi apik antara Prabowo-Gibran, diyakini bisa membawa Indonesia lebih tangguh dan berdaulat pada kepemimpinan berikutnya. “Jadi, sementara ini, kalau pakai data yang saya punya, ini ada potensi satu putaran,” ujar Christopher.