News
Prabowo-Gibran Kuasai 50,3 Persen Suara, Siap-Siap Sambut Presiden Baru Indonesia
Published
10 months agoon
By
N Diana SariMonitorday.com – Dengan waktu tersisa kurang dari 6 minggu menuju pemungutan suara, pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menunjukkan kenaikan elektabilitas yang cukup besar. Survei terkini dari Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran telah mencapai 50,3 persen elektabilitas.
Berdasarkan penjelasan Direktur Komunikasi Jakarta Research Center (JRC), Alfian P, kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran dipengaruhi oleh adanya perpindahan suara dari pemilih nasionalis.
“Sebagian besar pemilih dari segmen nasionalis cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran, terbukti dari tingginya elektabilitas yang mencapai 50,3 persen, jauh di atas Ganjar-Mahfud,” ucap Alfian dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (10/1).
Dari survei JRC, duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih 18,4 persen. Sedangkan duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 23,6 persen.
Alfian menyatakan, Prabowo-Gibran yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), menjadi faktor yang membuat banyak pemilih nasionalis moderat mendukung pilihan mereka. Partai-partai anggota KIM seperti Partai Demokrat, PSI, Partai Golkar, PAN, dan Partai Gerindra, merepresentasikan sektor pemilih nasionalis Islam dan perkotaan.
Di sisi lain, Anies dan Cak Imin adalah tim kandidat yang memiliki dukungan dari Islam modernis, yang juga didampingi oleh kelompok tradisional dan nasionalis lainnya.
Alfian menambahkan, pemilih nasionalis moderat berpendapat kemenangan Prabowo-Gibran akan mencegah polarisasi seperti yang terjadi di beberapa pemilu sebelumnya.
“Trauma yang cukup mendalam terhadap politik identitas, terutama pada momentum Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, membuat segmen pemilih nasionalis berbondong-bondong mendukung Prabowo-Gibran yang peluangnya lebih besar untuk menang pada Pilpres 2024,” jelasnya.
Dari survei JRC, duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih 18,4 persen. Sedangkan duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 23,6 persen.
Alfian menyatakan, Prabowo-Gibran yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), menjadi faktor yang membuat banyak pemilih nasionalis moderat mendukung pilihan mereka. Partai-partai anggota KIM seperti Partai Demokrat, PSI, Partai Golkar, PAN, dan Partai Gerindra, merepresentasikan sektor pemilih nasionalis Islam dan perkotaan.
Di sisi lain, Anies dan Cak Imin adalah tim kandidat yang memiliki dukungan dari Islam modernis, yang juga didampingi oleh kelompok tradisional dan nasionalis lainnya.
Alfian menambahkan, pemilih nasionalis moderat berpendapat kemenangan Prabowo-Gibran akan mencegah polarisasi seperti yang terjadi di beberapa pemilu sebelumnya.
Mereka, lanjut Alfian, terbujuk untuk mengambil keputusan ini karena dukungan Presiden Jokowi dan diperkenalkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo. Alhasil, basis dukungan terhadap Prabowo-Gibran pun kian berkembang hingga keduanya menjadi pesaing serius untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran. “Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran memberikan coattail effect (efek ekor jas) bagi Gerindra, sehingga berpeluang menggeser PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2024,” ujar Alfian.
Wawancara dengan metode tatap muka dalam survei JRC ini dilaksanakan pada 26-31 Desember 2023 dengan melibatkan 1.200 responden dari setiap provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel acak bertingkat (multistage random sampling) digunakan dalam survei ini, dan memiliki tingkat kepercayaan 95% dan perkiraan margin kesalahan sebesar 2,9 persen. Terkait kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran yang mencapai 50,3 persen, menurut survei JRC, menggambarkan dinamika politik yang sangat mendukung pasangan ini.
Dengan dukungan yang kuat dari berbagai segmen pemilih, termasuk nasionalis moderat dan basis tradisional serta perkotaan, Prabowo-Gibran saat ini berada di garis depan dalam persaingan Pilpres 2024.
Elektabilitas yang tinggi ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan mereka, tetapi juga potensi untuk menciptakan perubahan politik yang signifikan di Indonesia.
Keunggulan elektabilitas ini, ucap Alfian, dipadukan dengan rencana dan visi yang jelas dari Prabowo-Gibran, menjanjikan masa depan politik Indonesia yang lebih stabil dan progresif.
Alfian melanjutkan, mereka memilih opsi ini karena adanya dukungan dari Presiden Jokowi dan penunjukan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil Prabowo. Akibatnya, basis pendukung Prabowo-Gibran semakin bertambah dan menjadikan mereka sebagai lawan tangguh untuk menang Pilpres 2024 dalam satu ronde.
“Elektabilitas Prabowo-Gibran yang tinggi memberi dampak positif (efek ekor jas) bagi Gerindra, sehingga berpotensi mengalahkan PDI Perjuangan sebagai juara Pemilu 2024,” kata Alfian.
Survei JRC ini menggunakan metode wawancara tatap muka yang dilakukan pada 26-31 Desember 2023 dengan melibatkan 1.200 responden dari tiap provinsi di Indonesia. Survei ini menggunakan pengambilan sampel acak bertingkat (multistage random sampling) dan memiliki tingkat kepercayaan 95% dan estimasi margin kesalahan sebesar 2,9 persen.
Mengenai lonjakan elektabilitas Prabowo-Gibran yang mencapai 50,3 persen, berdasarkan survei JRC, menunjukkan dinamika politik yang sangat menguntungkan pasangan ini. Dengan dukungan yang solid dari berbagai segmen pemilih, termasuk nasionalis moderat dan basis tradisional dan perkotaan, Prabowo-Gibran saat ini berada di posisi terdepan dalam persaingan Pilpres 2024.
Elektabilitas yang tinggi ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan mereka, tetapi juga potensi untuk membuat perubahan politik yang signifikan di Indonesia.
Kelebihan elektabilitas ini, ujar Alfian, disertai dengan rencana dan visi yang jelas dari Prabowo-Gibran, menawarkan masa depan politik Indonesia yang lebih stabil dan progresif.