Monitorday.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi meminta kepada para produsen alat kesehatan (Alkes) tidak berhenti menyediakan beragam alat-alat medis berteknologi untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Hal tersebut berguna untuk menekan derasnya importasi alkes, dan mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri sehingga meningkatkan perekonomian nasional.
Budi mengatakan, pemerintah terus mendorong produksi alat-alat kesehatan buatan anak bangsa melalui teknikal trial di beberapa rumah sakit dan perusahan untuk mempermudah para peneliti melakukan ujicoba alat kesehatan tersebut.
“Pemerintah sudah membentuk teknikal trial, sehingga dapat mempermudah peneliti Perguruan Tinggi untuk mencoba penelitian tersebut, selain itu jangan pernah menerobos aturan yang ada dan lakukan tes yang benar,” tutur Budi Gunadi saat menghadiri launching alat kesehatan Tekno Sains Medika (TSM) dan Bina Makmur Abadi, di JCC Senayan, Rabu siang, 18 Oktober 2023.
Penguatan teknologi kesehatan sangatlah ditekankan saat ini agar bisa bersaing dengan produk yang masuk dari luar negeri. Karena itu, Budi menyampaikan, harus mulai membangun kekuatan pada teknologi kesehatan agar dapat melakukan penyediaan berbagai alat kesehatan untuk publik.
“Mulailah bangun kekuatan kompetensi di ITS lantaran ITS begerak di teknologi kesehatan, sehingga perkuatlah teknologi kesehatan, seperti dari teknik, mesin, biologi dan kimia,” jelas Budi.
Hal penting lainnya, lanjut Budi, yaitu adanya riset dan jurnal yang mendalam terkait pemanfaatan produk, kondisi pasar dan permasalahan produk sebelumnya yang ada di pasar.
Direktur Utama PT Bina Makmur Abadi Brigitte Francesca menyampaikan, beberapa alat kesehatan yang baru saja di launching merupakan produk baru buatan anak bangsa yang dapat digunakan di seluruh dinas kesehatan serta rumah sakit di seluruh Indonesia.
Bahkan, kata Brigitte Francesca, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menjual produk-produk tersebut ke luar negeri.
“Kita harapkan target penjualan naik, karena ini produk baru launching dan belum terlalu banyak di kenal di pasar, sehingga semoga pada tahun depan seluruh rumah sakit dan universitas di Indonesia sudah mengenal produk kita,” jelasnya
Brigitte menyampaikan pihaknya mengeluarkan 7 produk baru alat kesehatan yang telah terverifikasi di kementrian kesehatan dan telah memiliki surat izin edar.
Brigitte berharap produk yang dimiliki dapat terjual banyak dan mentargetkan penjualan sebesar Rp5 miliar hingga Rp10 miliar untuk surgical instrument. Sementara untuk produk lainnya yang berbasis spesialis belum dapat di prediksi lantaran harus berdasarkan kebutuhan dokter spesialis.
Menurutnya, ke depannya akan ada beberapa produk baru dan saat ini masih dalam proses pengembangan oleh para penelitis ITS dan masih membutuhkan pengujian lebih mendalam.
“Diharapkan dengan adanya peralatan kesehatan yang dibuat oleh anak bangsa akan membuat TKDN naik,” jelasnya.