Monitorday.Com – Ormas PROJO menilai narasi tentang kecurangan Pemilu 2024 yang masif diembuskan oleh beberapa pihak adalah bentuk pengkhiatan terhadap kedaulatan rakyat.
Menurut Ketua Umum PROJO Budi Arie Setiadi, pihak-pihak tersebut menempatkan rakyat sebagai pihak yang bodoh, yang bisa dengan mudah dibohongi. Mereka berusaha membodohi rakyat supaya percaya begitu saja dengan narasi telah terjadi kecurangan dalam Pemilu 2024.
“Pemilihan Umum 2024 sebagai perwujudan kedaulatan rakyat sudah selesai. Rakyat sudah membuat keputusan sesuai hati nuraninya. Mari sama- sama kita hormati,” ujar Budi Arie kepada media hari ini, Sabtu (24/02/2024).
Budi Arie lantas menjelaskan bahwa rakyat Indonesia dan dunia internasional sudah melihat langsung bagaimana proses pencoblosan dan perhitungan suara di lebih dari 823 ribu TPS di seantero Indonesia.
Proses tersebut dilakukan secara terbuka dan akuntabel. Terdapat 8 juta lebih petugas KPPS, belum termasuk petugas Bawaslu, observer, hingga media massa baik nasional maupun internasional.
“Media dan masyarakat menyaksikan secara langsung,” ujarnya.
Dia mengingatkan masyarakat agar kritis terhadap segala kejadian di seputar pemilu, khususnya tudingan kecurangan Pemilu 2024.
Budi Arie mengungkapkan, hasil Pilpres 2024 menunjukkan Prabowo-Gibran menang telak dari rival-rivalnya. Jarak kemenangannya 40 persen lebih.
Fakta itu menunjukkan, Prabowo-Gibran memiliki mandat untuk memimpin pemerintahan 2024-2029. Negosiasi dan lobi politik untuk masuk pemerintahan lumrah terjadi, termasuk dengan cara menyerang lewat isu kecurangan pemilu dan pengajuan Hak Angket di DPR.
Budi Arie juga menegaskan bahwa manuver politik elite juga kerap dilancarkan untuk menjustifikasi kekalahan dalam pemilu demi kepentingan internal kelompok atau parpol.
“Jadi masyarakat jangan terkecoh dengan ulah elite politik. Bisa jadi, itu upaya dan usaha masuk koalisi di pemerintahan Prabowo-Gibran. Ayo, kita terus bekerja dan berkarya seperti sediakala, pemilu sudah selesai,” kata Budi Arie Setiadi.