PSI Kembali Beri Kejutan
Langkah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) semakin dekat menuju Senayan. Berdasarkan survei Voxpopuli Research Center, partai yang dipimpin Kaesang Pangarep ini memberi kejutan raihan elektabilitas mengungguli PKS, PAN, PPP hingga Nasdem.

Published
1 year agoon
By
Deni Irawan
Mungkin Kamu Suka
-
Ronaldo Bakal Kembali ke Indonesia Besok, Dalam Rangka Apa?
-
Kaesang Siap Maju di Pilkada, Tapi Tergantung Hal Ini
-
Kaesang Pilih Temani Istri Lanjut S2 Ketimbang Pilkada, Sekjen PSI Malah Bilang Begini
-
Surya Paloh Beri Pesan Politik untuk Kaesang, Titip Satu Hal Ini
-
Berpotensi Maju Pilkada Jateng, Kaesang Bilang Begini
Keuangan
Fintech Syariah Berpotensi Jadi Peluang Emas di Era Digital
Fintech syariah di Indonesia berkembang pesat berkat bonus demografi dan penetrasi digital. Meski menghadapi tantangan literasi, kolaborasi berbagai pihak membuka peluang besar bagi pertumbuhan industri ini.
Published
8 minutes agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Geliat fintech syariah di Indonesia semakin tak terbendung. Bonus demografi yang melimpah, ditambah dengan penetrasi digital yang terus meningkat, menciptakan lahan subur bagi pertumbuhan industri ini. Generasi muda yang semakin melek digital menunjukkan minat tinggi terhadap layanan investasi berbasis syariah. Mereka mencari solusi keuangan yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dan ini adalah momentum yang tidak boleh disia-siakan.
Data menunjukkan bahwa hingga November 2024, penyaluran dana melalui Pindar syariah telah mencapai Rp234,21 miliar dengan total outstanding sebesar Rp1,38 triliun. Tak hanya itu, tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) juga terjaga di angka 98,88 persen, sebuah capaian yang menunjukkan stabilitas dan kepercayaan pengguna terhadap layanan ini.
Namun, di balik peluang besar ini, ada tantangan yang tak bisa diabaikan. Ketua Klaster Syariah Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Chairul Aslam, menegaskan bahwa pemahaman masyarakat terhadap skema syariah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan fintech konvensional. Meskipun minat tinggi, literasi keuangan syariah masih rendah. Inilah yang mendorong AFPI untuk terus melakukan edukasi dan literasi agar masyarakat tidak hanya memahami manfaat fintech syariah, tetapi juga terhindar dari jebakan pinjaman online ilegal yang meresahkan.
Dalam upaya meningkatkan literasi, AFPI menggagas berbagai inisiatif, salah satunya melalui program “Pindar Berbagi Berkah Ramadan” di Masjid Istiqlal, Jakarta. Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkenalkan fintech syariah kepada masyarakat secara lebih luas.
Kegiatan ini mencakup Talk Show Pindar yang menghadirkan narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AFPI, dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI). Mereka membahas perkembangan serta tantangan fintech syariah di Indonesia. Selain itu, ada pula penyerahan santunan infaq berupa 4.000 box Iftar Ramadan bagi jemaah Masjid Istiqlal, sebagai wujud nyata kepedulian fintech syariah terhadap kesejahteraan umat.
Tidak berhenti di situ, acara ini juga menjadi saksi penandatanganan MoU antara AFPI, AFSI, dan Masjid Istiqlal untuk pengembangan ekosistem fintech syariah di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan fintech berbasis syariah dan memperluas jangkauannya kepada lebih banyak masyarakat. Selain itu, kegiatan Tadarus Al-Qur’an Insan Muslim Fintech yang melibatkan komunitas fintech dalam ibadah Ramadan menjadi bentuk lain dari upaya mendekatkan fintech syariah dengan nilai-nilai Islam. Ditambah dengan acara buka puasa bersama, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi bagi para pelaku industri keuangan syariah.
Dukungan dari regulator juga sangat penting. Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, Mohammad Ismail Riyadi, mengakui bahwa penetrasi fintech syariah masih tergolong rendah. Menurut survei OJK, produk keuangan syariah baru memenuhi 12,8 persen dari permintaan pasar, sementara tingkat literasi keuangan syariah masih berada di angka 4 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah.
Kolaborasi antara regulator, industri, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjawab tantangan ini. Fintech syariah tidak hanya harus menawarkan produk yang kompetitif, tetapi juga harus terus membangun kepercayaan dengan memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Dengan langkah-langkah ini, fintech syariah di Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang dan menjadi pilar utama dalam sistem keuangan nasional.
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini adalah peluang emas yang tidak boleh disia-siakan. Dengan pendekatan yang tepat, edukasi yang terus-menerus, serta dukungan dari berbagai pihak, fintech syariah dapat tumbuh pesat dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan yang aman, transparan, dan sesuai dengan prinsip Islam.
Kesehatan
Lebaran Ceria, Tubuh Bugar Sepanjang Idul Fitri
Menjaga kesehatan selama Lebaran penting untuk menikmati perayaan tanpa gangguan. Dengan pola makan seimbang, hidrasi cukup, aktivitas fisik, serta menjaga kesehatan mental, Lebaran bisa dinikmati dengan penuh energi.
Published
15 minutes agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Momen Lebaran selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi setiap orang. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, tibalah saatnya untuk merayakan kemenangan bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Meja makan penuh dengan hidangan lezat, rumah ramai dengan suara tawa, dan energi kebersamaan terasa begitu kuat. Namun, di balik euforia itu, ada tantangan besar yang sering kali terabaikan: menjaga kesehatan agar tetap prima sepanjang perayaan.
Setiap tahun, banyak orang mengeluhkan masalah kesehatan setelah Lebaran. Mulai dari gangguan pencernaan, kenaikan berat badan, hingga tubuh yang terasa lesu akibat pola makan yang tidak terkendali. Tidak ingin hal itu terjadi? Tenang, dengan sedikit kesadaran dan kebiasaan sehat, Lebaran bisa dinikmati dengan penuh semangat tanpa harus mengorbankan kesehatan.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pola makan seimbang. Godaan makanan bersantan, daging berlemak, dan aneka kue manis memang sulit ditolak, tetapi mengontrol porsi adalah kunci utama. Makanlah dalam porsi kecil namun sering, daripada langsung menyantap dalam jumlah besar. Dengan begitu, pencernaan tidak terbebani dan tubuh tetap memiliki energi stabil sepanjang hari.
Selain itu, memperhatikan asupan cairan sangat penting. Di tengah kesibukan silaturahmi, jangan lupa untuk tetap minum air putih yang cukup. Kurangi konsumsi minuman manis atau bersoda yang bisa membuat tubuh lebih cepat lemas. Hidrasi yang baik akan membantu menjaga metabolisme tetap optimal dan mencegah dehidrasi di tengah perayaan yang panjang.
Aktivitas fisik juga tidak boleh diabaikan. Meski Lebaran identik dengan bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga, tetaplah aktif dengan bergerak. Cukup dengan berjalan kaki santai setelah makan atau ikut serta dalam permainan bersama keluarga, tubuh akan tetap bugar. Aktivitas ringan ini juga membantu melancarkan pencernaan dan membakar kelebihan kalori dari makanan yang dikonsumsi.
Selain menjaga fisik, kesehatan mental juga perlu diperhatikan. Lebaran sering kali menghadirkan momen emosional, baik kebahagiaan maupun tekanan sosial. Jangan ragu untuk mengambil jeda sejenak jika merasa lelah atau stres. Meluangkan waktu untuk diri sendiri, seperti sekadar duduk santai sambil menikmati suasana, bisa membantu menjaga keseimbangan emosi.
Faktor lain yang sering terlupakan adalah kebersihan makanan. Pastikan makanan yang dikonsumsi masih dalam kondisi baik dan diolah dengan higienis. Hindari menyimpan makanan terlalu lama atau mengonsumsi sesuatu yang sudah tidak segar. Perut yang sehat akan membuat momen Lebaran semakin menyenangkan tanpa gangguan pencernaan yang tidak diinginkan.
Selain itu, tidur yang cukup juga berperan besar dalam menjaga stamina selama Lebaran. Begadang karena terlalu asyik berbincang atau menonton acara favorit bisa membuat tubuh terasa lelah keesokan harinya. Pastikan tetap mendapatkan waktu istirahat yang cukup agar tubuh tetap segar dan siap menikmati perayaan dengan penuh semangat.
Dengan menerapkan kebiasaan sehat ini, Lebaran bisa tetap ceria tanpa harus mengalami gangguan kesehatan. Menikmati hidangan khas, berkumpul bersama keluarga, dan berbagi kebahagiaan tetap bisa dilakukan dengan bijak. Seimbangkan kesenangan dengan kesehatan, dan rasakan bagaimana perayaan Lebaran tahun ini menjadi lebih berkesan dengan tubuh yang tetap bugar dan penuh energi!
Kehutanan
Data Hutan Akurat: Kunci Masa Depan Hijau
National Forest Inventory (NFI) Learning Journey dari FAO membantu negara-negara mengelola data kehutanan yang akurat untuk perlindungan hutan dan kebijakan berbasis bukti demi masa depan yang berkelanjutan.
Published
21 minutes agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Hutan Asia-Pasifik, seluas 740 juta hektare, bukan hanya rumah bagi 450 juta jiwa tetapi juga menjadi penopang ekonomi global dengan perdagangan tahunan mencapai 90 miliar dolar AS. Namun, tanpa data yang akurat, bagaimana kita bisa memastikan kelangsungan dan manfaatnya di masa depan?
Di tengah ancaman perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam, kebutuhan akan data hutan yang akurat semakin mendesak. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menjawab tantangan ini dengan meluncurkan “National Forest Inventory (NFI) Learning Journey,” sebuah inisiatif pembelajaran inovatif yang dirancang untuk memperkuat kapasitas negara dalam mengelola data kehutanan secara lebih efektif. Dengan akses ke sumber daya dan metodologi berbasis ilmiah, negara-negara dapat lebih mudah merencanakan, mengimplementasikan, dan menganalisis inventarisasi hutan nasional mereka.
Hutan bukan sekadar kumpulan pohon, tetapi paru-paru planet yang menyokong kehidupan. Wakil Perwakilan Regional FAO untuk Asia dan Pasifik, Robert Simpson, menekankan pentingnya data hutan yang akurat untuk pemantauan ekosistem dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). National Forest Inventories (NFIs) menjadi instrumen utama dalam mengumpulkan data lapangan yang dapat diandalkan, melengkapi teknologi pemantauan modern seperti penginderaan jauh dan kecerdasan buatan.
NFIs tidak hanya sekadar menghitung jumlah pohon. Sistem ini menggali lebih dalam dengan menilai keanekaragaman spesies, biomassa, degradasi hutan, hingga kondisi tanah yang tidak dapat terdeteksi oleh satelit. Data berkualitas tinggi ini menjadi dasar bagi kebijakan nasional terkait restorasi hutan, konservasi keanekaragaman hayati, hingga mitigasi perubahan iklim yang harus dilaporkan kepada FAO dan UNFCCC.
Bukan sekadar angka, data hutan yang terpercaya memungkinkan tindakan nyata di lapangan. Julian Fox, Senior Forestry Officer FAO, menegaskan bahwa dengan memperkuat kapasitas pemantauan hutan, negara-negara mendapatkan alat yang diperlukan untuk menjaga kelestarian hutan mereka. Inisiatif NFI Learning Journey memberikan panduan menyeluruh dari tahap perencanaan hingga analisis data, memastikan bahwa setiap keputusan berbasis bukti yang solid.
Keunggulan program ini terletak pada fleksibilitasnya. Dirancang untuk berbagai tingkat keahlian, dari praktisi lapangan hingga pembuat kebijakan, NFI Learning Journey mencakup berbagai topik seperti teknik pengambilan sampel, pengumpulan data lapangan, hingga strategi pelaporan. Para peserta yang berhasil menyelesaikan program ini akan mendapatkan lencana digital sebagai pengakuan atas kompetensi mereka, sebuah langkah maju dalam membangun jaringan ahli kehutanan global.
Lebih dari sekadar kursus, inisiatif ini adalah gerakan menuju masa depan hijau yang lebih berkelanjutan. Dengan tersedianya program ini dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis, lebih banyak negara kini memiliki kesempatan untuk memperkuat sistem pemantauan hutan mereka. Dengan demikian, hutan bukan hanya terjaga, tetapi juga dapat terus memberikan manfaat bagi ekonomi, masyarakat, dan lingkungan global.
Asuransi
Mudik 2025 Bisa Nyaman dan Aman! Loh Kok bisa?
Mudik 2025 diprediksi ramai dengan jutaan pemudik menggunakan mobil pribadi. Agar perjalanan lebih aman, gunakan Asuransi Raksa yang menawarkan perlindungan lengkap dan layanan darurat 24 jam.
Published
27 minutes agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Mudik Lebaran 2025 diprediksi akan menjadi salah satu arus mudik terbesar dalam sejarah, dengan 146,48 juta orang siap bergerak menuju kampung halaman. Dari jumlah tersebut, sekitar 33,69 juta orang akan menggunakan mobil pribadi. Perjalanan jauh dengan mobil memang menawarkan kenyamanan dan privasi, namun tanpa persiapan yang matang, perjalanan bisa berubah menjadi tantangan besar.
Agar perjalanan mudik tetap lancar, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Pertama, cek kondisi mobil, termasuk ban, oli, dan mesin untuk memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Kedua, jangan membawa barang berlebihan yang dapat membebani mobil dan mengurangi kenyamanan berkendara. Ketiga, rencanakan rute perjalanan untuk menghindari kemacetan dan menghemat waktu. Keempat, pastikan untuk beristirahat cukup agar tetap fokus saat berkendara. Terakhir, yang tak kalah penting, pertimbangkan untuk memiliki asuransi kendaraan guna memberikan perlindungan ekstra selama perjalanan.
Raksa Online hadir sebagai solusi perlindungan kendaraan terbaik selama musim mudik. Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, Raksa Online memastikan perjalanan lebih aman dan nyaman. Kepraktisan menjadi daya tarik utama—cukup dengan mengakses situs resmi atau aplikasi Raksa Online, Anda bisa mendapatkan perlindungan hanya dalam beberapa langkah mudah. Masukkan data kendaraan, pilih jenis perlindungan, dan polis asuransi siap melindungi Anda sepanjang perjalanan.
Keunggulan lainnya adalah perlindungan lengkap yang mencakup berbagai risiko, mulai dari kerusakan akibat kecelakaan, kehilangan kendaraan, hingga layanan darurat 24 jam di jalan. Jadi, jika terjadi kendala selama perjalanan, bantuan dapat segera diperoleh tanpa perlu panik. Tak hanya itu, dalam rangka mudik 2025, Raksa Online juga memberikan promo spesial bagi pelanggan yang membeli polis selama bulan Ramadan dengan kode promo eksklusif: “MOBILAMAN”, “MOTORAMAN”, dan “RUMAHAMAN”.
Raksa Online juga menghadirkan layanan darurat 24 jam yang siap membantu kapan saja dan di mana saja. Ini sangat penting bagi pemudik yang menempuh perjalanan jauh dan menghadapi berbagai kemungkinan di jalan. Dengan adanya layanan ini, perjalanan mudik menjadi lebih tenang dan bebas dari rasa khawatir.
Untuk mendapatkan perlindungan dari Raksa Online, prosesnya sangat mudah. Cukup kunjungi situs resmi www.raksaonline.com, isi data kendaraan, pilih jenis perlindungan yang diinginkan, dan selesai! Semua bisa dilakukan tanpa perlu datang ke kantor asuransi. Dengan sistem digital yang efisien, Anda bisa mendapatkan perlindungan kendaraan, rumah, dan motor secara online, sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.
Mudik bukan sekadar perjalanan, tetapi juga momen berharga bersama keluarga. Pastikan perjalanan Anda aman dengan perlindungan dari Raksa Online. Jangan tunggu hingga terlambat—segera dapatkan asuransi kendaraan dan rumah sebelum berangkat mudik. Kunjungi raksaonline.com sekarang juga dan nikmati perjalanan yang nyaman tanpa rasa khawatir!
Migas
Energi Aman, Mudik Nyaman!
BPH Migas menjamin kelancaran pasokan BBM selama mudik Lebaran 2025. Monitoring ke FT dan SPBU memastikan distribusi energi aman, termasuk penerapan teknologi smart mobil tangki untuk efisiensi.
Published
36 minutes agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Ketika jutaan pemudik bersiap merayakan Idulfitri 2025, satu hal yang tak boleh terganggu adalah pasokan energi. Bayangkan jika antrean kendaraan mengular di sepanjang jalur selatan Jawa, bukan karena kepadatan lalu lintas, melainkan karena kelangkaan bahan bakar. Namun, skenario itu tak terjadi. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan bahwa distribusi BBM selama periode mudik ini berjalan lancar, aman, dan tanpa hambatan berarti.
Anggota Komite BPH Migas, Yapit Sapta Putra, telah bergerak lebih awal untuk memastikan kesiapan infrastruktur energi di jalur selatan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Perjalanan monitoring ini bukan sekadar inspeksi rutin, melainkan langkah strategis dalam mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM selama periode Lebaran.
Salah satu titik penting yang dikunjungi adalah Fuel Terminal (FT) Maos di Cilacap. Di sinilah Yapit melihat langsung proses pengiriman BBM menggunakan Rail Train Wagon (RTW) PT Kereta Api Indonesia. Moda transportasi ini terbukti menjadi solusi cerdas dalam mendistribusikan BBM secara lebih efisien dan cepat ke berbagai wilayah, termasuk Banyumas Raya, Wonosobo, dan Temanggung. Keberadaan FT Maos sebagai tulang punggung distribusi BBM menjadi kunci utama dalam memastikan pemudik tidak mengalami kendala bahan bakar di tengah perjalanan mereka.
Dari Cilacap, perjalanan berlanjut ke FT Tasikmalaya. Yapit menyoroti pentingnya mitigasi terhadap potensi bencana alam yang dapat menghambat distribusi BBM. Dengan kesiapan maksimal dari FT Tasikmalaya, masyarakat bisa merasa lebih tenang. Sinergi antara BPH Migas, PT Pertamina Patra Niaga, dan pemerintah daerah menjadi faktor utama dalam menjaga stabilitas pasokan BBM di wilayah ini.
Tak berhenti di sana, Yapit melanjutkan pemantauan ke FT Bandung Group Ujung Berung. Ada satu hal menarik yang membuat terminal ini mendapat apresiasi tinggi: penerapan teknologi smart mobil tangki. Teknologi ini memungkinkan pengawasan ketat terhadap distribusi BBM, mulai dari keamanan tangki hingga kondisi awak pengemudi. Dengan sistem ini, kepercayaan masyarakat terhadap distribusi BBM semakin meningkat. BPH Migas ingin memastikan bahwa tidak hanya kuantitas, tetapi juga kualitas pengiriman BBM tetap terjaga dengan baik.
Selain mengunjungi terminal bahan bakar, Yapit juga melakukan inspeksi langsung ke berbagai SPBU di Kabupaten Banyumas, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung Barat. Di sini, ia memastikan pasokan BBM tetap stabil, kualitasnya terjamin, dan volume yang disalurkan sesuai dengan standar. Semua ini dilakukan demi memberikan kenyamanan maksimal bagi pemudik yang melintasi jalur selatan Jawa.
Hasil dari pemantauan ini sangat positif. BPH Migas memberikan apresiasi tinggi kepada badan usaha penugasan dan pengelola SPBU yang telah bekerja keras mempersiapkan layanan prima menjelang Lebaran. Tak hanya itu, komitmen Pertamina Patra Niaga dalam menjaga distribusi BBM tetap optimal juga mendapat pujian.
Bagi para pemudik, ini adalah kabar baik. Tidak ada lagi kekhawatiran akan kelangkaan BBM di tengah perjalanan menuju kampung halaman. BPH Migas telah memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Dengan energi yang terjamin, perjalanan mudik tahun ini bisa lebih nyaman dan menyenangkan. Selamat menikmati perjalanan, selamat sampai tujuan, dan selamat merayakan Idulfitri bersama keluarga tercinta!
Ruang Sujud
Makna Ketupat di Hari Raya: Simbol Lebaran yang Penuh Filosofi

Published
50 minutes agoon
31/03/2025
Monitorday.com – Ketupat adalah salah satu makanan khas yang selalu hadir saat Hari Raya Idul Fitri. Hidangan berbentuk segi empat ini terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda atau janur. Bukan sekadar makanan, ketupat memiliki makna mendalam yang merepresentasikan nilai-nilai Islam, budaya, dan tradisi masyarakat Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas filosofi ketupat, sejarahnya, serta mengapa makanan ini begitu erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri.
1. Sejarah Ketupat dalam Tradisi Nusantara
Ketupat bukan hanya sekadar makanan yang populer di Indonesia, tetapi juga dikenal di berbagai negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Sejarah ketupat di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Islam dan budaya Jawa.
Menurut beberapa catatan sejarah, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Ia menggunakan ketupat sebagai bagian dari dakwahnya untuk mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Jawa yang saat itu masih kuat dengan kepercayaan animisme dan Hindu-Buddha. Sunan Kalijaga mengenalkan konsep “Bakda Lebaran” dan “Bakda Kupat”, yang masing-masing merujuk pada perayaan Idul Fitri dan tradisi makan ketupat setelahnya.
Di beberapa daerah, ketupat juga memiliki nama lain. Di Bali, misalnya, makanan ini disebut sebagai “tipat” dan menjadi bagian dari ritual keagamaan Hindu. Namun, dalam Islam, ketupat lebih identik dengan simbolisasi kemenangan setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa.
2. Filosofi Ketupat dalam Budaya Islam
Ketupat bukan hanya sekadar makanan lezat yang disantap bersama opor ayam dan rendang, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Ada beberapa simbol yang bisa diambil dari ketupat:
- Anyaman yang rumit melambangkan kehidupan manusia
Jika diperhatikan, ketupat memiliki anyaman daun kelapa yang cukup rumit. Ini melambangkan perjalanan hidup manusia yang penuh dengan kesalahan, dosa, dan cobaan. Namun, setelah melewati proses panjang, manusia bisa mencapai kesucian kembali, sebagaimana umat Islam yang kembali fitri setelah berpuasa di bulan Ramadan. - Ketupat sebagai simbol permintaan maaf
Dalam tradisi Jawa, ketupat sering disebut “kupat”, yang merupakan singkatan dari “ngaku lepat”, yang berarti mengakui kesalahan. Ini sejalan dengan makna Idul Fitri sebagai waktu untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan dengan sesama. - Beras di dalam ketupat melambangkan kebersihan hati
Beras yang dimasak di dalam ketupat menggambarkan hati manusia yang kembali bersih setelah menjalani Ramadan dengan penuh ketakwaan. Ini mengingatkan kita untuk terus menjaga kesucian hati setelah Idul Fitri.
3. Ketupat dalam Perayaan Idul Fitri di Berbagai Daerah
Meskipun ketupat adalah hidangan yang umum ditemukan di seluruh Indonesia saat Lebaran, setiap daerah memiliki cara unik dalam menyajikannya.
- Di Jawa, ketupat sering disajikan dengan opor ayam dan sambal goreng hati.
Kombinasi ini menjadi menu wajib di banyak rumah saat Lebaran, menciptakan cita rasa yang gurih dan lezat. - Di Betawi, ketupat sayur lebih populer.
Ketupat disajikan dengan kuah santan berbumbu yang berisi labu siam dan tahu, serta ditambah kerupuk dan sambal. - Di Sumatra, ketupat sering dihidangkan bersama rendang atau gulai.
Ketupat menjadi pelengkap hidangan bersantan yang kaya rasa dan beraroma khas rempah. - Di Sulawesi, ketupat biasanya disandingkan dengan coto Makassar atau pallubasa.
Kuah daging sapi yang kental dan kaya rempah berpadu sempurna dengan tekstur ketupat yang lembut.
Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan Idul Fitri dengan ketupat, tetapi maknanya tetap sama, yaitu sebagai simbol kemenangan dan kebersamaan.
4. Tradisi Bakda Kupat: Perayaan Khusus Ketupat
Di beberapa daerah, ada tradisi khusus yang disebut Bakda Kupat, yaitu perayaan yang berlangsung sekitar seminggu setelah Idul Fitri. Tradisi ini masih dijalankan di beberapa wilayah di Jawa, terutama di daerah yang masih kental dengan ajaran Wali Songo.
Dalam perayaan Bakda Kupat, masyarakat akan membuat ketupat dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada tetangga dan keluarga. Tradisi ini memperkuat nilai-nilai kebersamaan, sedekah, dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah.
5. Resep dan Cara Membuat Ketupat
Meskipun saat ini banyak ketupat instan yang dijual di pasar, membuat ketupat sendiri tetap memberikan kepuasan tersendiri. Berikut adalah cara membuat ketupat yang sederhana dan mudah diikuti:
Bahan-bahan:
- 10 bungkus ketupat dari janur
- 1 kg beras, cuci bersih dan rendam selama 30 menit
- Air secukupnya
Cara Membuat:
- Isi setiap bungkus ketupat dengan beras hingga setengah penuh. Jangan terlalu penuh agar beras memiliki ruang untuk mengembang.
- Susun ketupat di dalam panci besar dan tuangkan air hingga semua ketupat terendam.
- Rebus selama 4-5 jam dengan api sedang. Jika air mulai surut, tambahkan air panas agar ketupat tetap terendam dan matang sempurna.
- Setelah matang, angkat ketupat dan tiriskan hingga benar-benar kering sebelum disajikan.
Ketupat yang sudah matang bisa disimpan di suhu ruangan selama 2-3 hari atau disimpan di dalam kulkas untuk daya tahan yang lebih lama.
Kesimpulan
Ketupat bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi yang sarat makna. Dari sejarah penyebarannya oleh Sunan Kalijaga hingga simbolisasi permintaan maaf dan kebersihan hati, ketupat menjadi lambang Idul Fitri yang begitu dalam.
Saat menikmati ketupat bersama keluarga di Hari Raya, kita bisa mengingat filosofi di baliknya: kesederhanaan, kebersamaan, dan kemenangan setelah menjalani bulan Ramadan. Dengan begitu, Idul Fitri tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momen refleksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Ruang Sujud
Khutbah Prof. Rokhmin: Rahasia Idul Fitri yang Terlupakan
Prof. Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa ketakwaan adalah kunci keberkahan individu dan kemajuan bangsa. Dengan meningkatkan SDM, inovasi, dan kepemimpinan yang berintegritas, Indonesia bisa mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Published
1 hour agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!
Dalam gema takbir yang menggema di langit Jakarta, hati umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan. Idul Fitri, bukan sekadar momentum berbuka setelah sebulan berpuasa, tetapi juga perjalanan spiritual menuju kesucian jiwa dan pembaharuan diri. Seperti embun yang menetes di pagi hari, Idul Fitri membawa kesejukan bagi jiwa-jiwa yang telah ditempa oleh Ramadhan.
Di tengah lautan jamaah yang khusyuk, Masjid Jami Abu Bakar Ash-Shiddiq di Jakarta Timur menjadi saksi peristiwa yang penuh hikmah. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, seorang cendekiawan sekaligus Anggota DPR RI 2024–2029, menyampaikan khutbah dengan semangat yang membakar jiwa. Dengan suara lantang penuh inspirasi, ia mengingatkan bahwa Idul Fitri adalah momentum kemenangan bagi mereka yang telah menjalani ibadah shaum dengan penuh keikhlasan dan ketulusan kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 183, puasa bertujuan untuk membentuk insan yang bertakwa. Ketakwaan ini tidak hanya berkaitan dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Allah (hablum minallah), tetapi juga mencakup interaksi sosial (hablum minannas). Dalam khutbahnya, Prof. Rokhmin mengingatkan bahwa ketakwaan yang hakiki akan membawa keberkahan bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Ia mengutip QS. Al-A’raf ayat 96: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”
Sebagai seorang intelektual dan pemimpin, Prof. Rokhmin menegaskan bahwa ketakwaan adalah pilar utama menuju kejayaan bangsa. Dalam visinya tentang Indonesia Emas 2045, ia menekankan bahwa negara yang maju, adil, dan makmur hanya dapat terwujud jika rakyatnya memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat. Kesuksesan sejati, katanya, bukan hanya diukur dari materi, tetapi dari keberkahan dan kebahagiaan yang bersumber dari ketaatan kepada Allah serta kebermanfaatan bagi sesama.
Lebih lanjut, Guru Besar IPB University ini menegaskan bahwa keberkahan hidup tidak hanya datang dari ibadah ritual semata, tetapi juga dari kerja keras, kejujuran, disiplin, serta kepedulian terhadap lingkungan dan sesama. “Jadilah umat Islam yang produktif dan inovatif. Jangan hanya berdoa, tapi juga berusaha dengan sebaik-baiknya,” tegasnya. Ia mengingatkan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara spiritualitas dan usaha duniawi, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Namun, di tengah optimisme itu, Prof. Rokhmin juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi bangsa ini. Meskipun umat Islam di Indonesia telah menjalankan puasa selama lebih dari tujuh dekade sejak kemerdekaan, kualitas sumber daya manusia (SDM) masih jauh tertinggal. Data menunjukkan bahwa Indeks PISA Indonesia berada di peringkat 69 dari 81 negara, produktivitas tenaga kerja hanya 14 USD per jam—jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih di posisi ke-112 dunia.
Selain itu, deindustrialisasi yang terus berlanjut memperparah keadaan ekonomi. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB turun drastis dari 29% pada 1997 menjadi hanya 17,8% pada 2024. Ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap). Prof. Rokhmin menggarisbawahi bahwa akar masalahnya terletak pada kepemimpinan yang lemah dalam moralitas dan ketakwaan. Banyak pemimpin terjerumus dalam korupsi dan kepentingan pribadi, sehingga menghambat kemajuan bangsa.
Di tengah situasi yang penuh tantangan ini, reformasi ekonomi menjadi keharusan. Prof. Rokhmin menawarkan solusi strategis, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan SDM agar lebih siap menghadapi era digital dan industri 4.0, hingga penguatan sektor UMKM dan hilirisasi industri agar nilai tambah produk nasional meningkat. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan agar kemakmuran bangsa dapat dinikmati oleh seluruh rakyat.
Meski tantangan besar membayangi, Prof. Rokhmin tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan ketakwaan yang kokoh, kerja keras, dan kebijakan yang berpihak kepada rakyat, Indonesia dapat mewujudkan cita-citanya sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur—negeri yang sejahtera, makmur, dan mendapat ridha Allah SWT. “Mari kita jadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebangkitan, bukan hanya bagi diri kita, tetapi juga bagi bangsa dan negara. Dengan iman dan takwa, insya Allah Indonesia akan berjaya!” serunya penuh semangat.
Takbir kembali berkumandang, menggetarkan langit dan hati. Hari kemenangan ini bukan hanya tentang kembali ke fitrah, tetapi juga tentang tekad untuk menjadi insan yang lebih baik, demi diri, keluarga, bangsa, dan agama. Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa Lillahil Hamd!
Ruang Sujud
Tips Menjalani Idul Fitri dengan Bijak: Dari Silaturahmi hingga Keuangan

Published
5 hours agoon
31/03/2025
Monitorday.com – Idul Fitri adalah momen yang dinanti-nantikan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan. Selain sebagai perayaan kemenangan, Idul Fitri juga menjadi waktu yang tepat untuk mempererat hubungan dengan keluarga, sahabat, dan sesama. Namun, agar perayaan ini berjalan lancar dan penuh makna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari menjaga silaturahmi hingga mengatur keuangan dengan bijak. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar Idul Fitri menjadi lebih berkesan dan bermanfaat.
1. Menjaga Silaturahmi dengan Tulus
Salah satu tradisi utama saat Lebaran adalah silaturahmi. Momen ini sering dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga besar, bertemu teman lama, atau bahkan memperbaiki hubungan yang sempat renggang.
- Saling memaafkan dengan ikhlas
Jangan hanya sekadar formalitas, tapi benar-benar memaafkan dengan hati yang bersih. Jika ada konflik yang belum terselesaikan, Idul Fitri bisa menjadi waktu yang tepat untuk berdamai dan memperbaiki hubungan. - Menghargai perbedaan dalam keluarga
Setiap keluarga memiliki kebiasaan dan pendapat yang berbeda-beda. Saat berkumpul, usahakan untuk menjaga suasana tetap harmonis dengan menghindari topik-topik sensitif yang bisa memicu perdebatan. - Memanfaatkan teknologi untuk silaturahmi jarak jauh
Jika tidak bisa bertemu langsung, manfaatkan video call atau pesan singkat untuk tetap menjaga komunikasi. Dengan begitu, meskipun berjauhan, hubungan tetap terjaga.
2. Mengelola Keuangan dengan Cermat
Saat Lebaran, pengeluaran sering kali meningkat, mulai dari membeli baju baru, memberikan angpao, hingga biaya mudik. Agar tidak boros, penting untuk mengelola keuangan dengan baik.
- Buat anggaran Lebaran
Tentukan batas pengeluaran untuk berbagai keperluan, seperti belanja, zakat, dan biaya perjalanan. Dengan anggaran yang jelas, Anda bisa menghindari pengeluaran yang berlebihan. - Utamakan kebutuhan dibanding keinginan
Jangan tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Prioritaskan kebutuhan pokok dan jangan sampai mengorbankan kondisi finansial hanya demi gaya hidup Lebaran. - Gunakan THR dengan bijak
Jika mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR), alokasikan sebagian untuk tabungan atau investasi. Jangan habiskan semuanya dalam waktu singkat, karena setelah Lebaran masih ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.
3. Menikmati Hidangan Lebaran dengan Seimbang
Lebaran identik dengan makanan lezat seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan berbagai kue kering. Namun, jika tidak dikontrol, konsumsi makanan berlemak dan manis secara berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
- Jaga porsi makan
Nikmati makanan khas Lebaran dengan porsi yang wajar. Jangan sampai pola makan berantakan setelah sebulan berpuasa. - Konsumsi makanan sehat
Sebisa mungkin, imbangi makanan berat dengan sayur dan buah agar tetap mendapatkan asupan serat yang cukup. - Tetap aktif bergerak
Setelah makan besar, lakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan-jalan atau bermain bersama keluarga untuk membantu pencernaan dan menjaga kebugaran tubuh.
4. Menghindari Hutang Demi Gaya Hidup Lebaran
Salah satu kesalahan yang sering terjadi saat Lebaran adalah memaksakan gaya hidup mewah dengan berutang. Membeli baju mahal, mudik dengan fasilitas premium, atau memberikan angpao dalam jumlah besar bisa menjadi beban jika dilakukan di luar kemampuan finansial.
- Sesuaikan pengeluaran dengan kondisi keuangan
Jangan merasa tertekan untuk mengikuti standar orang lain. Yang terpenting adalah kebersamaan dan kebahagiaan, bukan kemewahan. - Hindari pinjaman konsumtif
Jika keuangan sedang terbatas, lebih baik menyesuaikan diri daripada harus berutang hanya untuk memenuhi gengsi.
5. Menjadikan Idul Fitri sebagai Momen Berbagi
Selain menjadi ajang silaturahmi dan perayaan, Idul Fitri juga merupakan kesempatan untuk berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.
- Membayar zakat dan sedekah
Sebelum Lebaran, umat Islam diwajibkan membayar zakat fitrah. Selain itu, memberikan sedekah kepada yang membutuhkan juga bisa menjadi amalan yang mendatangkan keberkahan. - Membantu sesama dengan tindakan sederhana
Berbagi tidak selalu dalam bentuk uang. Bisa juga dengan membagikan makanan kepada tetangga, membantu orang tua menyiapkan hidangan Lebaran, atau sekadar memberi perhatian kepada mereka yang kesepian di hari raya.
Kesimpulan
Idul Fitri adalah momen spesial yang harus dijalani dengan bijak. Menjaga silaturahmi, mengatur keuangan dengan baik, menikmati hidangan secara seimbang, serta berbagi dengan sesama akan membuat perayaan ini lebih bermakna. Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan tanpa merasa terbebani setelahnya.
Ruang Sujud
Makna dan Tradisi Idul Fitri: Merayakan Kemenangan dengan Kebersamaan

Published
9 hours agoon
31/03/2025
Monitorday.com – Idul Fitri adalah hari raya yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh berpuasa, umat Muslim merayakan kemenangan melawan hawa nafsu dengan penuh suka cita. Lebaran bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan merefleksikan makna spiritual dari bulan Ramadan.
Makna Idul Fitri: Kembali ke Fitrah
Secara bahasa, “Idul Fitri” berarti kembali ke fitrah, yaitu kembali ke keadaan suci seperti bayi yang baru lahir. Makna ini berkaitan erat dengan ibadah puasa yang dilakukan selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Melalui puasa, umat Islam diajarkan untuk mengendalikan diri, memperbanyak ibadah, serta meningkatkan kepedulian sosial.
Ketika tiba Hari Raya Idul Fitri, umat Muslim diharapkan sudah mencapai kondisi spiritual yang lebih baik, dengan hati yang bersih dan jiwa yang lebih dekat kepada Allah. Oleh karena itu, pada hari yang fitri ini, umat Islam saling bermaaf-maafan untuk membersihkan hati dari segala kesalahan serta mempererat hubungan persaudaraan.
Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah
Setiap daerah memiliki tradisi unik dalam menyambut dan merayakan Idul Fitri. Meskipun inti perayaannya sama, yaitu salat Id, silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan, ada banyak kebiasaan khas yang menjadikan Lebaran semakin meriah dan penuh makna.
- Takbiran Keliling
Malam sebelum Idul Fitri, umat Muslim menggemakan takbir sebagai ungkapan syukur atas kemenangan melawan hawa nafsu selama Ramadan. Di beberapa daerah, takbiran dilakukan dengan pawai obor, tabuhan bedug, dan lantunan takbir yang menggema di sepanjang jalan. - Salat Id Bersama
Pagi hari di Hari Raya Idul Fitri diawali dengan salat Id yang biasanya dilakukan di lapangan terbuka atau masjid. Salat ini diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, menciptakan suasana kebersamaan yang erat. Setelah salat, umat Muslim saling bersalaman dan bermaafan, menandai awal yang baru dengan hati yang bersih. - Silaturahmi dan Halal Bihalal
Tradisi yang tidak pernah absen saat Lebaran adalah berkunjung ke rumah sanak saudara, tetangga, dan sahabat. Di Indonesia, dikenal dengan istilah “halal bihalal,” di mana keluarga besar berkumpul untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan. Tradisi ini mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan antar sesama. - Menyantap Hidangan Khas Lebaran
Lebaran identik dengan hidangan khas yang hanya muncul setahun sekali. Ketupat, opor ayam, rendang, dan sambal goreng hati menjadi menu wajib yang tersaji di meja makan. Makanan ini bukan hanya sekadar santapan, tetapi juga simbol kebersamaan dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan. - Mudik: Pulang ke Kampung Halaman
Salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah mudik, yaitu pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga besar. Mudik menjadi momen yang sangat berharga bagi perantau, karena bisa bertemu dengan orang tua, saudara, dan sahabat lama. Meskipun penuh tantangan, seperti kemacetan dan perjalanan panjang, mudik tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. - Berbagi dengan Sesama
Idul Fitri juga menjadi momen untuk berbagi, terutama kepada mereka yang kurang mampu. Sebelum salat Id, umat Islam diwajibkan membayar zakat fitrah sebagai bentuk kepedulian sosial. Selain itu, banyak juga yang memberikan sedekah atau membagikan angpao kepada anak-anak sebagai tanda kasih sayang dan kebahagiaan.
Idul Fitri Sebagai Momen Refleksi
Lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan dan perayaan, tetapi juga saat yang tepat untuk merefleksikan diri. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, umat Islam diharapkan dapat mempertahankan nilai-nilai kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Hari kemenangan ini juga menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya tentang makanan lezat atau pakaian baru, tetapi juga tentang kebersamaan, keikhlasan, dan keberkahan hidup. Idul Fitri adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, memperkuat keimanan, serta terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Kesimpulan
Idul Fitri adalah perayaan yang penuh makna, bukan hanya sebagai tanda berakhirnya Ramadan, tetapi juga sebagai ajang untuk kembali ke fitrah, mempererat silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Dengan berbagai tradisi yang menyertainya, Lebaran menjadi momen yang selalu dinanti setiap tahunnya. Semoga semangat Idul Fitri terus membawa keberkahan dalam kehidupan kita, tidak hanya pada hari raya, tetapi juga di hari-hari berikutnya.
News
Pulangkan 29 WNI, Polri Berantas Online Scam
Polri memulangkan 29 WNI yang terlibat judi online dan penipuan daring di Filipina. Langkah ini merupakan bagian dari upaya melawan kejahatan siber yang semakin marak.
Published
12 hours agoon
31/03/2025By
Natsir Amir
Monitorday.com – Panggung kejahatan dunia maya kembali menampilkan babak baru. Kali ini, Polri menunjukkan aksinya dalam memberantas kejahatan lintas negara dengan memulangkan 29 warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam judi online dan penipuan daring (online scam) di Filipina. Langkah ini bukan hanya sekadar pemulangan, tetapi bagian dari strategi lebih besar dalam melawan kejahatan siber yang kian marak.
Tengah malam di Sabtu (29/3), pesawat yang membawa ke-29 WNI tersebut mendarat di tanah air. Mereka sebelumnya ditangkap oleh otoritas keamanan Filipina karena melakukan aktivitas ilegal di Kanlaon Tower, Pasay City, Metro Manila. Dari jumlah tersebut, 21 orang merupakan laki-laki dan 8 lainnya adalah perempuan. Setibanya di Indonesia, mereka langsung menjalani pemeriksaan administratif oleh Bagjatranin Set NCB Interpol Indonesia dan diwawancarai oleh Dittipidsiber Bareskrim Polri.
Mengapa pemulangan ini penting? Kejahatan siber, khususnya online scam dan judi daring, telah menjadi ancaman global yang menjaring korban tanpa mengenal batas negara. Tidak sedikit WNI yang tergiur iming-iming pekerjaan di luar negeri, hanya untuk berakhir di pusaran kejahatan digital. Polri, dalam hal ini Divhubinter, bertindak cepat untuk memastikan siapa saja yang benar-benar pelaku dan siapa yang menjadi korban eksploitasi.
Kasus ini mengingatkan pada insiden serupa yang terjadi di Myanmar, di mana 569 pekerja migran Indonesia (PMI) berhasil dipulangkan setelah menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Modusnya pun serupa: menjebak para pekerja untuk melakukan aksi penipuan dalam berbagai bentuk, dari investasi palsu hingga love scam.
Gelombang kejahatan siber ini tidak bisa dianggap remeh. Dengan perkembangan teknologi, skema penipuan semakin canggih dan sulit dilacak. Namun, aksi cepat Polri menunjukkan bahwa negara hadir untuk melindungi warganya. Tidak hanya itu, langkah ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Kasus ini belum berakhir. Analisis lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya terhadap 29 WNI yang dipulangkan. Apakah mereka hanya korban atau justru bagian dari sindikat? Hasil penyelidikan ini akan menjadi penentu dalam langkah hukum selanjutnya.
Keberhasilan pemulangan ini juga menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan siber. Dengan kolaborasi antara Interpol dan kepolisian berbagai negara, aksi kriminal lintas batas bisa ditekan. Namun, masyarakat juga harus berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian terhadap jebakan digital yang semakin canggih.
Dalam era digital ini, tidak ada tempat yang benar-benar aman dari kejahatan siber. Oleh karena itu, kewaspadaan dan literasi digital menjadi senjata utama dalam melindungi diri. Jika ada tawaran pekerjaan yang mencurigakan atau terdengar terlalu menggiurkan, verifikasi dan teliti lebih lanjut sebelum mengambil keputusan. Jangan sampai menjadi bagian dari statistik korban berikutnya.
Monitor Saham BUMN

Fintech Syariah Berpotensi Jadi Peluang Emas di Era Digital

Lebaran Ceria, Tubuh Bugar Sepanjang Idul Fitri

Data Hutan Akurat: Kunci Masa Depan Hijau

Mudik 2025 Bisa Nyaman dan Aman! Loh Kok bisa?

Energi Aman, Mudik Nyaman!

Makna Ketupat di Hari Raya: Simbol Lebaran yang Penuh Filosofi

Khutbah Prof. Rokhmin: Rahasia Idul Fitri yang Terlupakan

Tips Menjalani Idul Fitri dengan Bijak: Dari Silaturahmi hingga Keuangan

Makna dan Tradisi Idul Fitri: Merayakan Kemenangan dengan Kebersamaan

Pulangkan 29 WNI, Polri Berantas Online Scam

Hercules ke Myanmar! Buka Cabang GRIB?

Ketika Hukum Diperjualbelikan, Tunggulah Kehancuran

Warga Palestina Tak Gentar, Salat Idulfitri Tetap Digelar

Megawati Siap Beri Kado Lebaran di Final Liga Voli Korea

Rekor Penyerapan Gabah: Bulog Pecahkan Batas!

Raffi Ahmad Itikaf di Masjid Bareng Keluarga Jelang Lebaran

Penyerapan Gabah Bulog Capai 725 Ribu Ton, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir

Terlambat Lapor SPT Imbas Libur Lebaran, Pemerintah Hapus Sanksi Administratif

Gandeng Putrinya, Hetty Koes Endang Rilis Lagu “THR”
