Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengakui bahwa kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu nomor urut 3 Ganjar-Mahfud telah menjalin komunikasi secara formal dan informal.
“(Sudah jalin komunikasi) informal dan formal” ujar Puan di Istora Senayan, Minggu (4/1).
Meski begitu, keputusan untuk melebur antara Anies dan Ganjar akan dipikirkan setelah hari pemungutan suara Pilpres 2024, yakni 14 Februari 2024. Sebab, menurut Puan, membangun sebuah bangsa harus dilakukan secara bergotong-royong.
“Kami lakukan bagaimana nantinya setelah 14 Februari itu, membangun bangsa itu harus bersama-sama tidak mungkin sendirian,” jelas dia.
Selain itu, membangun bangsa juga harus diserahkan kepada rakyat. Pasalnya, rakyat memilih calon pemimpin sesuai hari nuraninya.
“Pilih pemimpin yang memang bisa pilihan rakyat, sehingga rakyatnya yang akan menjadi juaranya,” ucap Puan.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo merespons terkait peluang bersatu dengan kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk membentuk poros baru pada putaran kedua Pilpres 2024.
Ganjar mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi terkait hal itu. “Oh, sabar. Kita komunikasi sama semuanya,” kata Ganjar saat ditemui di kawasan Senayan Park, Jakarta, Minggu (14/1).
Lalu, pada Jumat (12/1), Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga mengakui kedua kubu telah berkomunikasi terkait peluang tersebut. Ia sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait berbagai bentuk intimidasi menjelang Pilpres yang terjadi di lapangan.