Monitorday.com – Presiden Rusia Vladimir Putin, kembali mengungkap keprihatinannya terkait apa yang tengah terjadi di Jalur Gaza, Palestina. Putin menilai isu Palestina ada di hati umat Islam.
Persoalan Israel-Palestina telah berlangsung beberapa dekade. Apa yang terjadi saat ini adalah puncak ketidakadilan Israel yang sudah merampas hak-hak warga palestina.
Belum lagi, rakyat Gaza diblokade beberapa puluh tahun lamanya.
Putin menyebut Rusia dapat memberikan kontribusi dalam upaya penyelesaian konflik.
“Isu Palestina ada di hati setiap orang di kawasan ini. Ya, saya yakin bahwa di hati setiap orang yang memeluk Islam. Segala sesuatu yang terjadi, tidak hanya sekarang, tapi selama beberapa dekade, dianggap sebagai manifestasi ketidakadilan yang mencapai tingkat yang tidak terbayangkan,” kata Putin saat berbicara di forum Russian Energy Week forum di Moskow, Rabu (11/10/2023), dikutip Anadolu Agency.
Dia menjelaskan, gagasan awal untuk Israel dan Palestina adalah mendirikan dua negara berdaulat yang merdeka. Meski demikian, keputusan tersebut hanya dilaksanakan sebagian. Putin pun mengakui bahwa Israel telah merenggut tanah milik Palestina.
“Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestin, diambil alih oleh Israel pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Namun, sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” ujar Putin.
Putin pun mengaku bisa memberikan kontribusi dalam upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina.
“Kami memiliki hubungan ekonomi yang sangat stabil dengan Israel. Kami telah menjalin hubungan persahabatan dengan Palestina selama beberapa dekade. Teman-teman kami mengetahui hal ini. Menurut pendapat saya, Rusia juga dapat berkontribusi dalam proses penyelesaian masalah ini,” ujarnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Kamis (12/10/2023).
Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan mengunjungi Rusia dalam waktu dekat. Asisten presiden Rusia untuk bidang kebijakan luar negeri, Yury Ushakov, mengungkapkan, lawatan Abbas ke Moskow sudah dijadwalkan.
“Ya, kunjungan Abbas sudah dijadwalkan. Saya belum bisa mengatakan tanggal pastinya, tapi dalam waktu dekat,” kata Ushakov kepada awak media, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.