Monitorday.com – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat untuk pertama kalinya memaparkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengakhiri perang di Ukraina dan memulai perundingan damai.
Dalam pertemuan dengan pegawai Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow, Putin menyatakan bahwa Rusia akan segera menghentikan operasi militer jika Ukraina membatalkan rencananya untuk bergabung dengan NATO.
“Begitu Ukraina mulai menarik pasukannya dari Donbas dan Novorossiya serta berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO, Federasi Rusia akan menghentikan tembakan dan siap untuk bernegosiasi. Saya kira hal itu tidak akan memakan waktu lama,” ujar Putin.
Putin juga meminta Ukraina untuk menarik pasukannya dari wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia – empat wilayah timur Ukraina yang diklaim dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2022, meskipun tindakan tersebut tidak diakui oleh komunitas internasional.
Lebih lanjut, Putin mengisyaratkan bahwa dia tidak menganggap Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden sah Ukraina setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Mei, dan menyatakan bahwa parlemen negara tersebut, Verkhovna Rada, adalah satu-satunya otoritas yang sah.
Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari 2022. Menanggapi invasi tersebut, Ukraina mengumumkan darurat militer yang menunda pemilihan presiden.
Sebelum perang dimulai, keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO masih dianggap jauh, meskipun harapan itu semakin menguat seiring berjalannya konflik.
Pengumuman Putin ini disampaikan sehari setelah negara-negara G7 mengumumkan paket pinjaman baru senilai 50 miliar dolar AS (sekitar Rp812,77 triliun) untuk Ukraina. Selain itu, Amerika Serikat dan Ukraina juga menandatangani perjanjian keamanan berdurasi 10 tahun, yang menegaskan bahwa dukungan Barat terhadap Ukraina akan terus berlanjut tanpa batas waktu.