News
Putusan MK Final, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud MD Jadilah Negarawan
Published
7 months agoon
By
Ria Mutia NMonitorday.com – Seorang politisi yang sejati seharusnya memiliki sikap dan kualitas seorang negarawan. Salah satu aspek penting dari kepemimpinan politik adalah kemampuan untuk menerima kekalahan dengan lapang dada jika itu memang menjadi hasil yang sah dan adil dari proses demokratis.
Begitupun dengan Capres dan Cawapres No urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Capres-Cawapres No urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebaiknya realistis menghadapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Jika Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud berpandangan MK adalah benteng terakhir peradilan, maka keputusan MK yang menolak seluruh gugatan mereka terhadap Pemenang Pilpres 2024, Capres-Cawapres No urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pun final.
MK hari ini, Senin (22/4/2024) telah menolak seluruh dalil-dalil permohonan yang diajukan seperti ketidaknetralan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan DKPP.
Kemudian dalil lainnya terkait tuduhan adanya abuse of power yang dilakukan Presiden Joko Widodo dalam menggunakan APBN dalam bentuk penyaluran dana bantuan sosial (bansos) yang ditujukan untuk memengaruhi pemilu.
Termasuk dalil soal penyalahgunanan kekuasaan yang dilakukan pemerintah pusat, pemda, dan pemerintahan desa dalam bentuk dukungan dengan tujuan memenangkan pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud pun sebainya menerima kekalahan menunjukkan kedewasaan, integritas, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip demokrasi. Bukankah Mahfud yang merupakan Guru Besar Ilmu Hukum ini seyogyanya menunjukkan sikap lebih dewasa.
Bukankah seorang politisi lebih mengutamakan kesejahteraan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau partai politiknya sendiri.
Menerima kekalahan dalam politik seharusnya tidak dipandang sebagai aib. Ini seharusnya dilihat sebagai bagian yang wajar dari proses demokratis. Dalam setiap kontes politik, hanya ada satu pemenang, dan hasilnya tidak selalu akan sesuai dengan harapan setiap individu atau kelompok.
Sikap sportifitas dalam menghadapi kekalahan adalah tanda kedewasaan politik. Ini menunjukkan bahwa seseorang siap untuk bekerja sama dengan pihak lain, bahkan yang memiliki pandangan berbeda, demi kebaikan bersama dan kemajuan negara.
Penerimaan kekalahan yang terhormat dan terbuka juga merupakan bagian integral dari menjaga integritas demokrasi. Ketika hasil pemilihan diakui dengan jujur, itu memperkuat kepercayaan masyarakat pada proses demokratis dan lembaga-lembaga politik.
Selain itu, sikap terbuka terhadap kekalahan juga memberikan kesempatan bagi politisi untuk melakukan refleksi, mengevaluasi strategi mereka, dan mempersiapkan diri untuk pemilihan berikutnya. Ini adalah bagian alami dari dinamika politik yang sehat.
Ganjar-Mahfud pun harus berlapang dada, sikap ini sangat terpuji untuk menjaga stabilitas politik dan sosial dalam sebuah negara. Ketika para pemimpin politik menunjukkan sikap sportifitas dalam menghadapi hasil pemilihan, hal ini dapat mengurangi ketegangan dan polarisasi dalam masyarakat.
Ganjar yang tadinya memberikan nilai minus ke Prabowo sebaiknya bisa sungkeman, jika tak ada jabatan baru untuk Ia dan Mafhud, minimal bisa menjaga silaturahmi. Dengan begitu, Ganjar bisa lebih banyak fokus bermain sepeda di sekitar wadas, melihat warga disana, sesekali menikmati gurihnya kopi wadas, tentu lebih akan jauh lebih baik.
Selamat Prabowo-Gibran, Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029.