Monitorday.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menegaskan dominasinya sebagai bank terdepan dalam pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Pada kuartal pertama 2024, pencapaian pertumbuhan kredit BRI mencapai Rp1.308,65 triliun, naik 10,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebanyak 83,25% dari total kredit tersebut, senilai Rp1.089,41 triliun, disalurkan untuk segmen UMKM, termasuk ultra mikro.
Keberhasilan ini didukung oleh jaringan cabang yang luas serta strategi pemberdayaan yang dilakukan, memungkinkan BRI mencetak Return on Equity (ROE) yang menarik di industri keuangan Indonesia.
Analis Sucor Sekuritas, Edward Lowis, mengungkapkan bahwa BRI secara konsisten mencatatkan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) di atas rata-rata industri, dengan rata-rata lebih dari 7% dalam 10 tahun terakhir. Hal ini mencerminkan ketahanan dan keunggulan BRI dalam mengelola portofolio kreditnya.
Meski demikian, Edward Lowis juga menyoroti sejumlah tantangan dalam mengelola kualitas aset, namun secara konservatif memproyeksikan pertumbuhan pendapatan yang moderat di kisaran 5% hingga 10% YoY pada tahun penuh 2024 dan proyeksi di 2025.
Sucor Sekuritas merekomendasikan untuk membeli saham BRI dengan target harga mencapai Rp6.400/saham, didukung oleh proyeksi ROE berkelanjutan mencapai 23%.
Rekomendasi ini sejalan dengan riset dari Jayden Vantarakis Analis Macquarie dan Victoria Venny Analis MNC Sekuritas, yang juga menargetkan harga saham BRI yang lebih tinggi.
Konsensus dari 35 analis yang dihimpun Bloomberg menempatkan target harga saham BRI di angka Rp6.175/saham dalam 12 bulan kedepan, dengan mayoritas merekomendasikan Beli untuk saham BRI.
Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu R.K, menekankan fokus manajemen pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan harapan untuk perbaikan jangka panjang, meskipun memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek.
Pernyataan ini menegaskan keyakinan bahwa perbaikan yang dilakukan oleh BRI akan memberikan manfaat jangka panjang bagi pemegang saham.