Monitorday.com – Langkah PT. Pertamina membangun proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban atau Kilang Tuban mulai tersendat, lantaran salah satu pemegang sahamnya yakni perusahaan asal Rusia Rosneft dikabarkan hengkang.
Padahal Kilang Tuban merupakan salah satu proyek penting karena masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Saat ini, Pertamina memiliki kepemilikan saham 55% di Kilang Tuban, sementara Rosneft sendiri 45%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkap asalan mengapa perusahaan Rusia itu diduga akan segera hengkang. Ialah karena situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina membuat Rusia dikucilkan termasuk investasinya.
“Karena Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan (investasi). Dicarikan partner lain,” ungkap Airlangga dalam keterangannya, dikutip Jumat (6/10).
Meski begitu, Ketua Umum Partai Golkar itu tidak menegaskan apakah Rosneft benar-benar akan hengkang dari investasi Kilang Tuban, Airlangga hanya meminta Pertamina untuk mencari investor baru.
“Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi dan tentunya minta kepada BUMN dan Menteri ESDM untuk memastikan refinery diperlukan tetapi investornya bisa kita, bisa dicarikan yang lain,” ungkapnya.
Selain itu ia juga menegaskan proyek Kilang Tuban ini tetap masuk sebagai Proyek Strategis Nasional. “PSN-nya masih karena kan proyeknya kan masih cuma partnernya yang harus dicarikan baru,” demikian Airlangga Hartarto.