Kisah yang diriwayatkan oleh Abdur Rahman bin Abu Bakar menggambarkan satu dari banyak kejadian luar biasa yang melibatkan Nabi Muhammad SAW. Dalam momen tersebut, Nabi bertanya kepada sekelompok 130 orang apakah mereka memiliki makanan. Seorang lelaki mengungkapkan bahwa dia hanya memiliki tepung gandum yang dicampur dengan air untuk membuat adonan roti.
Namun, kejadian mengambil arah yang mengejutkan ketika seorang lelaki musyrik, yang membawa biri-birinya, datang. Nabi Muhammad SAW dengan lembut mengajaknya untuk menjual atau memberikan biri-birinya sebagai hadiah kepada mereka. Lelaki tersebut memutuskan untuk menjual biri-birinya kepada Nabi.
Nabi Muhammad SAW kemudian membeli seekor biri-biri itu dan menyembelihnya. Di sini, sikap kedermawanan beliau tercermin dengan jelas: beliau tidak hanya memberikan kepada mereka yang hadir, tetapi juga membagikan daging kepada mereka yang tidak bisa hadir pada saat itu. Hal ini menunjukkan keadilan dan kepedulian beliau terhadap seluruh komunitasnya.
Daging biri-biri yang disembelih itu disimpan dalam dua wadah besar. Masya Allah, meskipun ada 130 orang yang makan sampai kenyang, masih ada sisa daging yang cukup banyak di wadah tersebut. Ini adalah salah satu mukjizat besar Nabi, di mana sedikit makanan dapat memberi makan kepada banyak orang tanpa kekurangan.
Kejadian tersebut memberikan pelajaran yang dalam tentang sikap kedermawanan, keadilan, dan keajaiban yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sikap beliau dalam menghargai ketersediaan makanan, menyediakan bagi yang hadir dan bahkan bagi yang tidak hadir, serta mampu memberi makan banyak orang dengan jumlah yang terbatas, menunjukkan karakter luar biasa seorang pemimpin yang peduli dan pemurah.
Kisah ini juga menyoroti bahwa dalam Islam, kedermawanan, kepedulian terhadap sesama, dan berbagi rezeki merupakan nilai-nilai yang sangat dihargai. Tindakan kecil seperti memberikan makanan kepada orang lain dengan tulus dapat menghasilkan efek yang besar dalam mempererat hubungan sosial dan mengurangi penderitaan orang lain.
Ketika kita merenungkan kisah ini, kita diingatkan untuk selalu bersikap baik kepada sesama, berbagi apa yang kita miliki dengan orang lain, dan menjadi pemimpin yang adil dan peduli terhadap kebutuhan komunitas. Kisah ini adalah satu dari banyak contoh kebaikan Nabi Muhammad SAW yang dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, memupuk sikap kedermawanan dan empati terhadap sesama.