Santri belajar filsafat kini bukan barang aneh. Bahkan jadi pilihan yang menarik. Ada keseimbangan antara olah batin dan olah nalar. Orang tidak melihatnya seperti air dengan minyak. Justru dipandang sebagai kombinasi yang unik. Latar belakang itulah yang mengantarkan Muchlas Rowi menjadi penulis dan pegiat media.
Muchlas akhirnya menyadari bahwa di dunia media ia harus menjadi pengusaha atau pemilik media. Juga lini bisnis periklanan dan aktivasi produk yang menjadi nadi bagi media agar tetap berdenyut. Ia membangun setapak demi setapak fondasi bisnisnya. Dan gagasan-gagasan yang dibangun telah tumbuh menjadi ruang-ruang kolaborasi insan kreatif.
Santri, pebisnis, dan petarung. Tiga kata kunci itu tepat melekat pada diri Muchlas Rowi. Setiap gagasan yang dinilai layak akan diperjuangkan secara maksimal. Gagasan itu penting tapi porsinya hanya 15% dari keberhasilan. Sisanya adalah soal eksekusi di lapangan. Ia berani menentukan sikap dan mengambil risiko. Ia seorang eksekutor.
Muchlas Rowi sebenarnya seorang pegiat sosial. Kalaupun berbisnis ia lebih cocok dikategorikan sebagai sociopreneur. Pun ketika berhadapan dengan kenyataan bahwa dimensi sosial ekonomi tidak hidup di ruang hampa. Kepentingan sosial harus berhadapan dengan ekosistem politik yang dihuni para pengambil kebijakan. Ia harus menentukan sikap dan strategi politik.
Pilihan politik Muchlas sangat rasional. Bisa dimaklumi karena ia orang filsafat. Tanpa meninggalkan moral politik ia menentukan sikap yang berani melawan arus. Dicaci maki oleh kawan dan lawan sudah biasa. Itu semua konsekuensi atas pilihan politik yang diambilnya.
Salah satu kelebihan Muchlas Rowi adalah kapasitasnya sebagai solidarity maker. Ia mampu membangun dan merawat jaringan relawan yang mengakar khususnya di Jawa Barat dan Banten. Kepemimpinan sosial yang kuat, jaringan yang luas menjadi fondasi gerakan relawan yang digalangnya. Sebagai santri Muchlas diterima berbagai kalangan dari lintas golongan.
Kapasitas, pengalaman dan kekuatan jejaring yang dimilikinya mengantarkan Muchlas menjadi Komisaris independen sebuah BUMN. Sebagai pebisnis ia cepat menyesuaikan diri Ia seorang quick learner. Cepat belajar. S2 nya di bidang manajemen. Diperkuat dengan S3 di bidang hukum. Disertasinya justru mengkritisi posisi seorang komisaris independen.
DI sela-sela waktunya Muchlas Rowi adalah seorang pengajar. Ia memiliki visi jangka panjang di dunia pergerakan dan pendidikan. Disamping mengajar kewirausahaan di Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi Muchlas juga mengemban amanah sebagai Wakil Bendahara Majelis Pendidikan Tinggi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tanggung jawab yang tidak kecil untuk memperbaiki kinerja finansial tidak kurang dari 170 Perguruan Tinggi yang tersebar di seantero Nusantara.
Di sela-sela aktivitasnya, Muchlas adalah anggota masyarakat yang aktif dalam kehidupan sosial. Pernah aktif menjadi Ketua RT dan menjadi inisiator dan pengurus masjid megah yang berdiri di sebuah komplek yang plural. Masjid itu makmur. Hidup berdampingan dengan warga yang muslimnya hanya sekira 10%. Muchlas menunjukkan bahwa menjadi muslim tidak perlu inferior dan harus mampu merangkul semua kalangan dan golongan.
Ini catatan untuk Ulang Tahunnya yang ke 51. Semoga sehat selalu!